Wapres: Globalisasi Bisa Jadi Peluang Sekaligus Ancaman
Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin, mengatakan globalisasi membuka peluang dan kemajuan untuk suatu negara, di samping menjadi ancaman yang bisa melumpuhkan. Maka itu, diperlukan pemupukan rasa cinta Tanah Air bagi seluruh elemen masyarakat di setiap generasi.
“Dalam kondisi seperti itulah saya melihat nasionalisme saat ini dan ke depan. Tantangan bagi kesadaran dan rasa cinta Tanah Air generasi bangsa ini tidak lagi cukup dipupuk dengan cara-cara lama. Kita harus mampu memberikan pengertian nasionalisme yang kontekstual, bukan tekstual, apalagi yang dogmatis,” tutur Wakil Presiden saat memberikan Kuliah Umum kepada Peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LX dan PPRA LXI Tahun 2020 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) RI melalui video conference di kediaman dinas Wapres, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Kamis 9 Juli 2020.
Menurut wapres, nasionalisme dalam konteks dunia hari ini adalah kemampuan untuk memegang jati diri kebangsaan dengan menghargai perbedaan. Melakukan kolaborasi dan kemampuan berkompetisi di tingkat nasional maupun internsional. Untuk itu, perlunya Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul.
“Jadi sekali lagi saya ingin menyampaikan bahwa nasionalisme di era globalisasi akan secara alami terkikis dan menipis bila suatu bangsa tidak memiliki kemampuan untuk berkompetisi. Bukan kekayaan alam atau kekuatan senjata, tapi kemampuan manusianya. Manusia yang unggul adalah modal utama kita mencapai Indonesia Maju,” ujar Wapres.
Ia pun memberi contoh, di dalam SDM yang unggul terdapat jiwa yang sehat, cerdas, produktif, kompetitif, dan berakhlak baik, terutama dalam menghadapi masa pandemi corona virus disease 2019 atau Covid-19 yang sedang dialami Indonesia dan negara-negara lain.
Maka itu diperlukan karakter-karakter tersebut untuk bersama-sama melawan pandemi global ini dengan persatuan dan jiwa nasionalisme yang tinggi.
“Saya berharap saudara-saudara sekalian dalam mengikuti pendidikan ini tidak hanya mendalami tema-tema baku, tapi juga dapat turut menyumbangkan pikiran dalam menemukan solusi-solusi kreatif dan inovatif bagi bangsa dalam menghadapi wabah virus Covid-19,” pinta Wapres.
Pada kesempatan yang sama, Wapres juga menyampaikan mengenai posisi Indonesia yang telah ditempatkan pada kelompok kelompok negara berpenghasilan menengah atas (upper-middle income country) oleh Bank Dunia. Hal tersebut menandakan meningkatnya tuntutan bagi Indonesia untuk lebih maju lagi dan tidak terjebak dalam middle income trap. Oleh karena itu, diperlukan revitalisasi pada banyak sektor-sektor strategis, salah satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
“Menurut penilaian, Kementerian BUMN selaku pemegang kendali semua BUMN memiliki jumlah dan cakupan terlalu besar dan terlalu luas , sehingga perlu dikurangi, dirampingkan sesuai line of business atau [bidang usaha dan kebutuhan pembangunan agar lebih efisien, kompetitif dan memberikan hasil yang lebih baik,” ungkap wapres.
“Langkah tersebut harus dilakukan sebagai salah satu respons pemerintah dalam menghadapi persaingan global, sekaligus untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas nasional. Dan sesuai dengan tujuan pembentukannya, diharapkan BUMN ke depan akan lebih mampu memberikan sumbangan bagi perekonomian nasional, termasuk dalam turut serta membesarkan UMKM,” ujar Wapres.
Advertisement