Covid-19 Ancaman Bagi Kaum Milenial
Semangat dan optimisme sangat penting dalam menghadapi pandemi Corona Virus Disease-2019 (Covid-19).
“Tidak boleh ada pesimisme. Tidak boleh putus asa. Dalam agama tidak boleh berputus asa harus terus optimis. Kita sebagai bangsa pejuang harus punya semangat untuk mengatasi. Semangat bangkit dan bersatu untuk Indonesia lebih sehat!” pesan Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin Wapres dalam acara Talkshow Inspirasi Lebaran, bertema “Hari Raya yang Spesial dan Optimisme di Tengah Pandemi”, pada Minggu 25 Mei 2020 malam.
Pemerintah, lanjut Maruf, telah melakukan berbagai upaya dalam menghadapi Covid-19. Melalui upaya tersebut, dia berharap kondisi saat ini dapat segera teratasi dan membaik.
“Pertama dengan tes masif secara agresif, sudah di atas 5000 per hari. Yang kedua pelayanan kesehatannya, isolasi, pengobatan, dan itu kita bisa melihat dengan makin banyaknya pasien yang sembuh, makin sedikit yang meninggal.
Kemudian juga melakukan pembatasan, ini juga sudah kelihatan beberapa daerah sudah mulai airnotenya sudah di bawah satu. Kedua, menangani dampaknya baik dampak sosial maupun ekonominya. Ekonomi melalui bansos, bantuan tunai sehingga diharapkan Covid-19 turun terus, ekonominya bisa membaik,” ujar Ma'ruf.
Menyinggung perayaan Hari Raya Idulfitri 1441 H, Wapres mengakui bahwa tahun ini memang berbeda dengan sebelumnya. Sehingga, suasana Hari Raya yang biasanya dirayakan dengan gembira, maka harus disesuaikan dengan kondisi saat ini sebagaimana diajarkan dalam agama.
“Tahun ini tahun penuh bahaya karena adanya Covid-19. Karena itu, puasa kita di bulan Ramadan kita sesuaikan, Hari Rayanya pun disesuaikan dengan kondisi itu. Karena itu, supaya tidak lakukan salat Id di masjid ataupun di lapangan karena menghindari potensi penularan. Islam itu ajaran yang membawa kemaslahatan dan memperkecil bahaya, kalau sampai salat Id dilakukan maka akan memperbesar bahaya,” ujar Ma'ruf.
Sebab itu, Wapres berpesan kepada kaum milenial agar terus menjaga kesehatan dan menaati imbauan pemerintah terkait Covid-19. Menurutnya, anak muda juga banyak yang terpapar Covid-19 sehingga diharapkan untuk tidak menyepelekan virus tersebut.
Kepada anak-anak muda Wapres berpesan jangan merasa aman, mengingat banyak juga anak muda yang terkena. Ternyata anak muda ini tidak kuat menahan jenuh, tidak mau diam di rumah.
"Kita harus mampu menahan kejenuhan ini untuk menjaga imunitas. Kemudian menjaga jarak merupakan hal penting menjaga keamanan dan keselamatan kita," sambung Ma'ruf.
Wapres juga mengingatkan agar hal positif selama masa pandemi ini dapat diteruskan sampai dengan pandemi berakhir. Selain menjaga kesehatan dan menjaga jarak, juga meningkatkan kegiatan digital.
“Berkomunikasi lewat digital, ini diteruskan saja frekuensinya ditingkatkan. Kita bisa mengakses berbagai ilmu, banyak kursus secara digital secara online, memasarkan produk juga lewat online. Kehidupan digitalisasi yang seperti ini menjadi baik,” ucapnya.
Di samping itu, Wapres juga berharap budaya tolong menolong dapat terus ditingkatkan. Selain itu, merevitalisasi budaya gotong royong yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.
“Kemudian budaya tolong menolong, kesetiakawanan. Ini kan kehidupan gotong royong, merupakan ciri kehidupan bangsa yang mulai luntur. Saat ini hidup individualistik, tapi begitu corona menyerang, semua tolong menolong, memberi bantuan,” tambahnya.
Di akhir talkshow, Wapres juga meminta semua pihak terutama generasi muda dapat mengambil pelajaran berharga dari Covid-19 ini. Kondisi ini dapat menjadi momentum membangun kembali Kebangkitan Nasional kedua, dengan memproduksi secara mandiri kebutuhan dalam negeri tanpa bergantung produk impor.
“Saya kira anak muda harus bersiap untuk itu. Pelajaran berharga untuk Covid-19 tersebut ada di tangan kalian para generasi milenial,” ujar Ma'ruf.