Wapres AS Mike Pence dan Istri Divaksin Covid-19
Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence dan istrinya, Karen Pence, akan disuntikkan vaksin corona buatan Pfizer BioNTech di hadapan publik, pada Jumat 18 Desember 2020. Gedung Putih mengonfirmasi rencana tersebut dalam upaya meningkatkan kepercayaan publik terhadap vaksin Covid-19.
"Wakil Presiden Pence dan istrinya, Karen akan secara terbuka menerima vaksin Covid-19 untuk mempromosikan keamanan dan kemanjuran vaksin dan membangun kepercayaan di antara rakyat Amerika," tulis Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.
Mengutip AFP, vaksinasi Pence rencananya akan dilakukan di Gedung Putih pada minggu pertama program vaksinasi massal untuk mengendalikan penyebaran virus corona yang telah menewaskan lebih dari 300 ribu orang Amerika.
Sementara itu, Sekretaris Pers Gedung Putih Kayleigh McEnany mengatakan jika Presiden Donald Trump juga 'sangat terbuka untuk disuntik vaksin' setelah sebelumnya dinyatakan positif terpapara corona.
"Dia akan menerima vaksin segera setelah tim medisnya menentukan yang terbaik. Tetapi prioritasnya adalah pekerja di garis depan, mereka yang berada di fasilitas perawatan jangka panjang," kata McEnany.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional, John Ullyot, mengatakan pejabat senior eksekutif, kongres, dan peradilan juga akan menerima vaksinasi dengan tujuan untuk memastikan pemerintah AS dapat terus berjalan selama keadaan darurat seperti pandemi atau bencana.
“Rakyat Amerika harus yakin bahwa mereka menerima vaksin yang aman dan efektif yang juga sama dengan pejabat senior pemerintah Amerika Serikat atas saran dari para ahli kesehatan masyarakat dan kepemimpinan keamanan nasional,” ucap Ullyot.
Dalam kesempatan terpisah, Presiden AS terpilih Joe Biden sebelumnya telah menyatakan jika ia bersedia disuntik vaksin di hadapan publik. Senada, tiga mantan presiden yakni Barack Obama, Bill Clinton, dan George W. Bush juga menyatakan kesanggupannya untuk menerima vaksinasi corona.
AS memulai program vaksinasi massal, pada Senin 14 Desember 2020, yang diprioritaskan bagi tenaga medis. Program vaksinasi dilakukan setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) pekan lalu memberikan izin penggunaan darurat vaksin corona buatan Pfizer BioNTech.
Keputusan FDA ini lahir setelah melakukan penelitian pada hasil uji klinis, tapi juga ditengarai berada di bawah tekanan pemerintahan Presiden Donald Trump. Sebelumnya Trump dan jajaran pejabatnya kerap menuding FDA bertindak lambat dan bahkan mengancam akan mencopot kepala FDA Stephen Hahn, jika tidak memberikan persetujuan pada akhir pekanlalu.
Sekitar tiga juta dosis vaksin telah disebarkan ke berbagai negara bagian, dengan tiga juta dosis lainnya disimpan untuk penyuntikan kedua. Untuk diketahui, vaksin Pfizer BioNTech mengharuskan dua kali dosis untuk satu orang agar vaksin efektif bekerja.
Amerika Serikat rencananya akan memvaksinasi 20 juta orang hingga akhir Desember, 30 juta orang pada Januari 2021, dan 50 juta orang pada Februari.
Advertisement