Korban Peluru Nyasar di Surabaya, Sulit Tidur dan Masih Was-was
Seorang perempuan paruh baya, WDS menjadi korban peluru nyasar, saat sedang tidur di kediamannya, Jalan Gubeng Klingsingan Gang II, Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya, Rabu 18 September 2024 malam.
Saat ditemui Ngopibareng.id di rumahnya, Maruli Sibarani, suami korban menceritakan kronologi saat perempuan 50 tahun itu syok terkena tembakan peluru nyasar, yang turun dari atas plafon kamar tidurnya.
Ucok, sapaan akrab Maruli menuturkan, ia sedang bersantai di ruang tengah sambil menonton televisi saat kejadian peluru nyasar tersebut menimpa istrinya.
"Pukul 22.23 (WIB) itu, dia manggil saya 'pi pi' dengan kondisi seperti kaget, saya lagi menonton TV dan memang ada suara seperti petasan, Setelah dipanggil, saya langsung kesana dan saya temukan luka lebam di paha kirinya dan sebongkah benda seperti besi, peluru," ucapnya, Sabtu 21 September 2024.
Setelah peristiwa tersebut, Ucok memutuskan untuk melaporkan kejadian tersebut kepada pihak RT/RW setempat. Tidak berselang lama, seorang Babinsa meninjau rumahnya untuk melakukan pengecekan.
Berkat dorongan sang istri agar kejadian serupa tidak menimpa orang lain, Ucok lalu melaporkan peristiwa tersebut kepada pihak berwajib. Dirinya lalu melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Gubeng.
"Tadi pagi, kami baru melaporkan dan membuat laporan polisi ke Polsek Gubeng, sambil membawa hasil visum," ungkap pria berusia 50 tahun ini.
Laporan tersebut sudah terdaftar, dengan nomor registrasi LP-B/124/IX/RES.1.1.1./2024RESKRIM/Surabaya/SPKT Polsek Gubeng, tertanggal 21 September 2024.
Sementara itu, korban mengatakan, dirinya masih syok dan trauma, hingga tidak bisa tidur selama dua hari berturut-turut, atas kejadian mendadak yang dialaminya beberapa hari lalu tersebut.
"Saya sudah tidak tidur dua hari, masih was-was takut terjadi lagi, saya merasa aman malahan kalau keluar. Kalau tidur malam malah trauma, tetep merasa gak aman," ujarnya.
Dirinya beserta sang suami masih belum mengetahui siapa sosok yang menembakkan peluru tersebut. Ia merasa tidak memiliki hubungan yang buruk dengan tetangga di sekitar rumahnya.
"Secara awam di pikiran, kita tidak punya musuh, tidak pernah ada masalah dengan orang lain, tetangga rasanya juga tidak ada yang punya senjata," pungkasnya.
Setelah kejadian tersebut dilaporkan ke pihak berwajib, korban berharap kasus yang menimpa dirinya tersebut dapat menemui titik terang. Mereka tidak ingin warga di sekitar menjadi korban selanjutnya dari tindakan seseorang yang tidak bertanggung jawab.
Advertisement