Wanita Korea Tertarik Membekukan Sel Telur, Ini Alasannya
Prosedur kedokteran untuk membekukan sel telur mungkin belum terlalu populer di Indonesia. Namun, wanita Korea Selatan banyak yang memilih untuk membekukan sel telur mereka.
Masalah infertilitas di Korea Selatan semakin meningkat karena dipicu semakin tuanya usia rata-rata orang menikah. Rata-rata wanita Korea Selatan menikah di atas usia 30. Sebagian dari mereka baru memiliki anak pertama di usia 32 tahun atau lebih.
Berbeda dengan pria, masa subur wanita sangat terbatas. Kesuburan wanita akan mulai mengalami penurunan pada usia 30-an, terutama menjelang usia 40 tahun.
Pada kisaran usia tersebut, risiko keguguran dan kelainan bawaan pada bayi akan meningkat juga.
Fenomena ini menyebabkan munculnya pembekuan sel telur. Hal ini dianggap sebagai cara memperpanjang masa subur wanita, sebagaimana sel telur wanita di kisaran usia subur diambil dan disimpan untuk dimanfaatkan di masa depan.
Sel telur yang diambil akan dibekukan di fasilitas penyimpanan khusus. Usia yang disarankan untuk membekukan sel telur adalah akhir usia 20-an hingga pertengahan usia 30-an.
Jumlah wanita Korea Selatan yang mengajukan pembekuan telur meningkat dari kurang dari 100 orang pada 2011 menjadi 1.786 orang pada 2017. Para peneliti mengaitkan hal ini dengan meningkatnya jumlah wanita yang belum menemukan pasangan yang tepat, tetapi tidak mau mengambil risiko menghadapi kemandulan jika mereka menikah kelak.
Beberapa selebriti Korea pun terang-terangan mengungkapkan keinginan mereka untuk membekukan sel telur, termasuk aktris Ham So-won yang menjalani prosedur tersebut di awal usia empat puluhan.
Bagi penderita kanker, membekukan sel telur bisa menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan kemungkinan hamil. Sebab, pengobatan kanker umumnya dapat mempengaruhi kesuburan.
Pengobatan kanker seperti radioterapi, kemoterapi dan operasi dapat berdampak pada penurunan fungsi organ reproduksi wanita dan pria.
Proses Pembekuan Sel Telur
Persiapan pembekuan sel tlur dibutuhkan waktu 4-6 minggu. Suntikan horman dan pil KB digunakan untuk menstimulasi ovarium dan mematangkan sel telur.
Pada kondisi normal, ovarium mengeluarkan satu sel telur matang. Tapi pada prosedur ini, dokter akan memberikan obat kesuburan untuk merangsang ovarium mengeluarkan lebih dari satu sel telur matang. Pada sebagian orang, efek dari obat kesuburan dapat menjadikan tubuh mengeluarkan hingga 25 sel telur.
Setelah dilakukan stimulasi ovarium, maka akan dilakukan pengambilan sel telur melalui jarum suntik yang dimasukkan ke organ intim. Sebelumnya, pasien sudah menjalani proses pembiusan.
Pembekukan sel telur dilakukan dengan Ultra Rapid Cooling, dinilai dapat meminimalkan efek kerusakan pada sel telur. Sehingga kemungkinan hamil lebih besar.