Wangi Anggrek di Kota Batu Tembus Pasar Internasional
Petani Anggrek di Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Dedek Setia Budi mampu membuat pasar internasional melirik produknya. Bibit-bibit anggrek hasil budidaya dari para petani banyak diminati negara-negara Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia hingga Thailand. Bahkan ia mampu mendaftarkan paten anggrek hasil persilangannya sendiri pada The Royal Horticulture Society (RHS).
Ratusan botol berjejer dengan susunan rapi dan tertata di dalam Laboratorium Kultur Jaringan DD Orchid and Nursery. Susunan botol ini lebih mirip dengan gudang penyimpanan wine di Eropa.
Namun, di ruangan seluas 250 meter persegi itu digunakan sebagai penyimpanan bibit-bibit anggrek hasil persilangan. Di sudut-sudut ruangan terdapat berbagai alat laboratorium seperti Enkas, Autoclave hingga bahan kimia.
“Saya bangun laboratorium ini pada 2007. Saya bangun karena memang saya senang melakukan persilangan anggrek,” ujar Owner DD Orchid and Nursery, Dedek Setia Budi pada Jumat 24 November 2023.
Pria berbadan tambun dengan rambut gondrong ini sudah 16 tahun menggeluti bisnis anggrek. Dia memulai pada 2007, silam dengan modal Rp25 ribu. Dengan modal itu ia mendapatkan sebanyak dua botol bibit.
“Waktu itu saya mulai dengan lahan hanya seluas 1x1,5 meter persegi,” katanya.
Ia memutuskan memilih budidaya dan bisnis anggrek setelah menekuni berbagai pekerjaan mulai mencari rumput untuk pakan sapi hingga karyawan di usaha katering.
Memulai bisnis anggrek pun tidak semudah membalikkan telapak tangan. Di awal Dedek mencoba mengajak 25 orang sebagai petani anggrek. Hasilnya, hanya satu orang yang berhasil direkrut.
“Saya ini tidak punya lahan (luas). Maka saya mengajak warga di sini untuk menanam bersama. Saya ajak 25 orang yang berhasil satu orang,” ujarnya.
Alasan para petani di wilayahnya tidak mau menanam anggrek karena masa berbunganya membutuhkan waktu lama, yakni sekitar dua tahun. Meski begitu ia menolak bergeming.
Potensi pasar anggrek yang besar mampu dijangkau oleh Dedek. Bahkan, beberapa pembeli dari luar negeri menjadi konsumen dari DD Orchid and Nursery.
“Orang-orang dari Malaysia, Singapura hingga Thailand mereka membeli ke sini. Biasanya membeli bibit untuk dibudidayakan atau dijual kembali sama mereka,” katanya.
Apalagi harga anggrek sebagai komoditas tanaman kata Dedek yang cenderung stabil membuat pasarnya semakin besar. Hal ini kemudian menarik perhatian tetangga sekitar untuk ikut budidaya anggrek.
“Akhirnya tetangga kanan-kiri itu mulai melirik. Saat awal hanya satu orang yang ikut. Saat ini sudah ada sebanyak 108 orang mulai petani muda, remaja hingga dewasa,” ujarnya.
Para petani binaan ini nanti akan mendapatkan pasok bibit gratis dari Dedek. Petani melakukan budidaya. DD Orchid and Nursery sebagai pembelinya. Sejumlah bibit-bibit anggrek ini adalah produksi sendiri dari Laboratoriun Kultur Jaringan.
“Saya fokus di persilangan. Nanti bibitnya kami berikan ke petani. Sudah ada sebanyak 350 persilangan yang kami patenkan di The Royal Horticulture Society (RHS),” katanya.
Salah satu produk persilangan anggrek paling mahal dari DD Orchid and Nursery adalah jenis Black Mamba. Jenis persilangan ini memili ciri khas warna hitam pada bagian bunga maupun batangnya.
“Black Mamba ini hasil persilangan 2015. Lalu diregister pada 2019. Saat itu laku Rp75 juta. Pembeli berasal dari Jakarta,” ujarnya.
Meski sudah mendapatkan konsumen dari luar negeri, namun DD Orchid and Nursery tidak dapat menjual secara langsung kepada eksportir. Selama ini para reseller dari luar negeri langsung membeli dari kebun.
“Izin ekspor ini yang sangat berat sama sekali. Indonesia itu negara kaya anggrek tapi tidak maju-maju,” katanya.
Dedek mengatakan bahwa ia telah mengajukan izin ekspor ke pemerintah sejak awal 2023. Tapi sampai saat ini masih belum ada kejelasan terkait turunnya izin itu.
“Jika dibandingkan dengan Thailand, proses perizinan itu hanya tiga jam saja sudah terbit. Di Indonesia sampai saat ini kami masih menunggu,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua DPD Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) Jawa Timur, Fathul Yasin mengatakan bahwa mimpi ekspor anggrek ini menjadi isu yang bakal terus didorong oleh organisasi ini.
“Mimpi ekspor ini harus betul-betul terealisasi,” katanya.
Beberapa izin yang harus didapatkan untuk bisa melakukan ekspor anggrek seperti sertifikat perdagangan luar negerisidang AMDAL hingga persetujuan ekspor dari Kemendag.
Ketua Tim Klinik Ekspor Kantor Bea Cukai Malang, Dwi Prasetyo Rini mengatakan bahwa pasar ekspor di Kota Batu memiliki potensi ekspor yang tinggi. Salah satunya yang telah dilakukan assistensi oleh Bea Cukai Malang yaitu ekspor fiberglass rangka mobil ke Amerika Serikat.
“Kota Batu memiliki potensi yang besar untuk menembus pasar internasional. Bea Cukai Malang terus memberikan motivasi kepada UMKM lain di wilayah Malang Raya dapat merealisasikan ekspornya,” ujarnya.
Advertisement