Walikota Surabaya: ASN Tetap Kerja di Masa Larangan Mudik
Walikota Surabaya, Eri Cahyadi menegaskan, seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) tidak boleh melaksanakan mudik di masa libur Hari Raya Idul Fitri 1442 H. Sebaliknya, ASN nanti harus tetap berdinas menjaga beberapa titik keramaian yang potensi terdapat kerumunan warga.
Eri mengatakan, aturan tersebut diambil untuk mendukung upaya bersama dalam menekan angka sebaran virus corona atau Covid-19 di Indonesia umumnya dan Surabaya khususnya.
"Ada larangan bagi ASN untuk mudik, fungsinya tetap bekerja untuk berjaga tetap (berdinas) di waktu hari libur nanti berlaku seluruh OPD (organisasi perangkat daerah)," kata Eri saat ditemui di Balai Kota, Surabaya, Rabu 28 April 2021 sore.
Untuk itu, kata Eri, pada libur lebaran kali ini tidak ada penarikam mobil dinas karena ASN tetap bekerja untuk melakukan sosialisasi larangan mudik ke masyarakat dan ikut menjaga titik keramaian. Seperti di tempat wisata, taman, pasar, mall, dan lainnya.
"Insya Allah kita Pemerintah Kota Surabaya semuanya akan tetap bekerja pada hari libur, sehingga mobil itu tetap berfungsi sebagai mobil dinas," ujarnya.
Lebih lanjut, dalam masa larangan mudik para ASN tidak akan menerima permohonan dari masyarakat yang akan mengurus perizinan.
Dalam larangan mudik kali ini, Pemkot Surabaya tetap membuka tempat-tempat wisata yang ada. Dengan catatan ada penerapan protokol kesehatan seperti jumlah pengunjung hanya 50 persen dari total kapasitas, lalu pengunjung wajib menggunakan dan tidak berkerumun saat di area wisata.
Eri mengatakan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo ia akan menggencarkan sosialisasi ke masyarakat agar tidak melaksanakan mudik. Nantinya, para camat maupun lurah akan turun langsung menyampaikan sosialisasi tersebut.
Apalagi, Indonesia sudah memiliki pengalaman buruk di setiap masa libur panjang selalu kebobolan dengan penambahan kasus yang tinggi. Terbaru di India karena penerapan protokol yang berkurang membuat negara tersebut dihantam tsunami Covid-19.
"Oleh karena itu kita maksimalkan untuk melakukan sosialisasi kembali ke seluruh masyarakat dengan harapan yang akan mudik bisa mengurungkan niatnya dulu, ditunda. Sehingga tidak berbarengan. Karena kalau bebarengan akan menimbulkan kerumunan, menimbulkan massa yang akhirnya lupa untuk menjaga protokol kesehatan," tuturnya.
Advertisement