Walikota Probolinggo Presentasi Dua Inovasi di Kemendagri
Dari sebanyak 75 inovasi yang diajukan Pemkot Probolinggo dalam ajang Innovative Government Award (IGA) 2023, dua di antaranya masuk inovasi unggulan. Walikota Habib Hadi Zainal Abidin pun mempresentasikan dua inovasi itu di kantor Kemendari, Jakarta.
“Kami memaparkan, inovasi Probolinggo Smart Digital Melayani Masyarakat (Portal Emas) dan Sistem Pembinaan Bagi Penderita Gangguan Jiwa (Teman Bahagia),” kata walikota, Rabu, 27 September 2023.
Aplikasi Portal Emas merupakan layanan publik terintegrasi yang dikembangkan Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo. Aplikasi itu sebagai platform bagi masyarakat untuk mengakses ragam layanan publik, mulai dari tingkat RT dan RW, kelurahan dan kecamatan sehingga masyarakat sangat mudah mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan harapannya.
“Tujuan digitalisasi harapannya mempercepat, mempermudah dan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Seperti saat pandemi covid-19, pelayanan melalui aplikasi ini sangat membantu masyarakat,” kata Habib Hadi.
Sedangkan inovasi Teman Bahagia, kata walikota, dilatarbelakangi meningkatnya jumlah kasus Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang berdampak pada penambahan beban negara dan penurunan kualitas hidup manusia. Seringkali ditemui ODGJ yang dipasung atau disembunyikan, bahkan dibuang ke daerah lain.
“Maka melalui inovasi yang diprakarsai Puskesmas Kanigaran semakin menunjukkan kehadiran pemerintah untuk mendampingi dan melayani masyarakat terutama dengan kasus ODGJ ini,” paparnya.
Beberapa langkah inovatif dihadirkan melalui metode yang tidak lazim dan tidak populer yaitu Posyandu Jiwa. Posyandu tersebut menggunakan metode pendekatan dari klinis individual ke produktif-sosial sesuai dengan berkembangnya konsep kesehatan jiwa komunitas.
Kedua, memprioritaskan pelayanan penanganan gangguan kesehatan jiwa berbasis masyarakat dengan meningkatkan keterlibatan lintas sektor. Ketiga, di dalam Posyandu Jiwa ini pembinaan dilakukan secara bertahap, mulai dari peningkatan keterampilan hidup sehari-hari, melatih keterampilan ODGJ untuk melakukan kegiatan positif di lingkungan masyarakat.
Puskesmas Kanigaran juga melatih kemandirian ODGJ di berbagai kegiatan seperti, bercocok tanam, pembuatan minuman kemasan, hingga wirausaha. “Sehingga tidak ada lagi masyarakat yang mempunyai keluarga ODGJ untuk ragu atau merasa malu karena pemerintah membantu,” kata walikota.
Habib Hadi menyebut partisipasi dan peran keluarga serta masyarakat di wilayah Kecamatan Kanigaran mulai meningkat. Mulai dari adanya peningkatan peran serta kader dan masyarakat tentang deteksi dini dan penanganan kasus gangguan jiwa dan penurunan kasus relaps (kekambuhan) ODGJ dari tahun 2017 sebesar 51 % menjadi 21% pada tahun 2028. Sedangkan kekambuhan pada tahun 2022 ke 2023 menjadi 10% (hanya 15 dari 156 yang kambuh).
Kedua, terjadi peningkatan kepatuhan minum obat bagi ODGJ yang diketahui dari meningkatnya persentase ODGJ terkontrol. Ketiga, tumbuhnya kesadaran di masyarakat bahwa ODGJ bisa sembuh dengan pengobatan yang teratur dan dapat hidup mandiri yang berdampak pada menurunnya stigma negatif tentang ODGJ.
Keempat, tidak adanya pemasungan dan penelantaran ODGJ di wilayah Puskesmas Kanigaran. Kelima, ODGJ dapat produktif dan mandiri sehingga dapat meningkatkan taraf hidup keluarga.
Bahkan inovasi Teman Bahagia ini akan direplikasikan di enam Puskesmas lainnya di Kota Probolinggo.
“Inovasi ini telah mendapatkan penghargaan WBK (Wilayah Bebas dari Korupsi, Red.) dari Kemenpan RB atas layanan yang diberikan kepada masyarakat, khususnya pelayanan kesehatan jiwa, mulai upaya pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif,” jelas walikota.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan, dr. Nurul Hasanah Hidayati mengatakan, inovasi Teman Bahagia sebagai inovasi yang memiliki keunikan. Selain tergolong jarang, ditambah kecenderungan pemikiran di masyarakat jika ODGJ seringkali dikucilkan atau dipasung.
Tetapi pemkot mencoba merangkul agar ODGJ mampu sembuh dan stabil sehingga bisa kembali bersosialisasi dan meningkat kemandiriannya.
“Kami juga bekerjasama dengan DKUP untuk pemasaran produk-produk mereka. Jadi mereka ada yang memiliki keahlian membuat rajutan dan kami arahkan pemasarannya melalui DKUP. Mereka juga diberikan pelatihan kerja melalui BLK,” kata Dokter Ida, panggilan akrab dr. Nurul Hasanah Hidayati.
Dikatakan walikota berencana memberikan reward berupa fasilitas di Posyandu Jiwa. “Saat ini yang sudah mereplikasikan adalah Puskesmas Wonoasih dan Puskesmas Kedopok. Harapannya pada tahun ini semua Puskesmas sudah memiliki Posyandu Jiwa,” katanya.