Walikota Kediri Tak Tolelir Pelaku Pencabulan di Kota Layak Anak
Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar mengaku mendengar kabar perihal perilaku oknum guru sekolah dasar yang melakukan perbuatan cabul terhadap sejumlah siswanya.
Keterangan ini disampaikan kepada sejumlah wartawan saat menghadiri Konpres Hari Jadi Kota Kediri ke-1143 di ruang Kili Suci, Jumat, 22 Juli 2022.
"Saya mendengar kabar 3 minggu lalu. Kami sudah membentuk tim untuk menyelidiki kasus pencabulan ini,. Kota Kediri adalah kota layak anak, karena itu saya harus melindungi seluruh anak-anak," katanya.
Lanjut Abu, sebagai kepala daerah tidak mentolelir kesalahan yang dibuat oknum guru terhadap anak didiknya. "Sanksi pecat pada 20 Juli 2022 kemarin bentuk sikap kita yang tidak mentolelir kasus pencabulan terhadap anak. Supaya ini menjadi pengalaman. Ke depan tidak boleh ada lagi hal seperti ini," katanya.
Kejadian ini menjadi preseden buruk bagi masyarakat Kota Kediri. Selama 2 periode memimpin, Abdullah Abu Bakar mengaku baru pertama kali memecat pegawainya karena perbuatan bejat. "Memang harus dipecat orang ini kalau menurut saya," katanya.
Lebih lanjut, Abu mengingatkan kepada semua wali murid jika terjadi peritiwa pencabulan mohon untuk segera melapor kepada kepala sekolah. Apabila laporannya tidak direspons, Pemkot Kediri siap membuka diri untuk menerima keluh kesah wali murid.
"Kalau ada lagi segera laporkan kepada kepala sekolah. Kepala sekolah harus segera menindaklanjuti. Apabila tidak dilanjuti silakan kirim surat kepada walikota secara rahasia," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri Siswanto memberikan klarifikasi terkait jumlah korban kasus pencabulan ada 7 anak, bukan 8 anak seperti yang diberitakan sebelumnya.
"Saya sampaikan permohonan maaf kepada masyarakat bahwa setelah saya cek kembali ke inspektorat dan kepala sekolah ternyata benar adalah 7 siswa yang menjadi korban," katanya.
Advertisement