Walikota Eri Sidak Bozem Simo Hilir yang Jebol, Tahun 2025 akan Fokus Tangani Banjir
Walikota Surabaya Eri Cahyadi inspeksi mendadak (sidak) bozem Simo Hilir, Kelurahan Simomulyo Baru, Kecamatan Sukomanunggal yang jebol karena tak mampu menampung debit air karena hujan, pada Selasa 10 Desember 2024 kemarin.
Eri menjelaskan, jebolnya plengsengan pada bozem Simo Hilir tersebut sempat menyebabkan kawasan jalan dan pemukiman di sekitarnya sempat tergenang air. Namun, air yang menggenang jalan dan rumah warga ternyata cepat surut.
Dirinya juga menegaskan, setelah kejadian tersebut, pemerintah kota akan berusaha untuk memperbaiki plengsengan yang jebol dan akan memperluas cakupan bozem agar mampu menampung debit air saat musim penghujan tiba.
"Jadi kemarin ngga banjir sama sekali, yang di sini ada genangan karena jebolnya plengsengan. Ini ada beberapa tanah, rumah, dan bangunan milik pemerintah kota akan kita jadikan bozem karena tidak lagi diperpanjang sejak 2019. Sudah saya minya untuk dibongkar jadi bozem," ucapnya.
Eri juga menyebut, pihaknya telah melakukan pembangunan bozem di sejumlah titik rawan banjir di Surabaya Barat, seperti di Pakal Madya, Beji, dan Dukuh Kupang, yang kini terbebas dari genangan air.
"Alhamdulillah, yang sdh dibangun pemerintah kota tidak ada lagi genangan air. Seperti di Pakal Madya, Beji, Luwung, sampai Dukuh Kupang," tambahnya.
Namun, Eri masih menyoroti banjir yang terjadi di kawasan Kupang Jaya. Dirinya mengklaim, warga di sana sebelumnya pernah menolak rencana peninggian kawasan tersebut oleh pemerintah kota. Setelah banjir melanda wilayah itu, warga pun telah sepakat agar tempat mereka ditinggikan untuk mengantisipasi datangnya banjir.
"Untuk Kupang Jaya, baru banjir dimana saya pernah ngomong karena warga tidak mau dinaikkan tak jarno. Sekarang camat beri kabar kalau warga di sana sudah mau dinaikkan," ungkapnya.
Pada tahun 2025 mendatang, mantan Kepala Bappeko Surabaya ini menjelaskan, anggaran akan difokuskan penanganan genangan hingga banjir di sejumlah titik prioritas. Seperti, di wilayah timur Surabaya dan revitalisasi bozem, khususnya bozem Simo Hilir. Pembangunan infrastruktur di kampung-kampung pun juga akan dilakukan percepatan.
"Termasuk Simo, bozemnya akan kita kerjakan hari ini, 2025 kita kerjakan untuk kampungnya. Agarr nanti ketika hujan tidak banjir lagi di sisi barat. Timur banjir karena belum diperbaiki, 2025 di-loss. Simo harus bebas banjir," tegasnya.
Eri juga menerangkan, upaya revitalisasi terhadap bozem-bozem di sejumlah titik di Kota Surabaya juga termasuk menambah teknologi yang membantu dan membuat kerja penanganan banjir lebih efisien. Seperti, penambahan pintu air elektrik di sana. Hal tersebut dilakukan supaya bozem secara optimal dapat menampung debit air hujan yang tidak hanya berasal dari kawasan itu dan mencegah genangan meluas.
"Saya nunggu yang ada seng itu akan kita hilamgkan, juga kita akan bongkar jadi bozem lalu dikasih batu kumbung dan itu muter benar-benar. Jadi bozem itu menampung air dari atas," pungkasnya.
Seperti diberitakan Ngopibareng.id sebelumnya, dinding Bozem Simo Hilir di Kelurahan Simo Mulyo Baru, Kecamatan Sukomanunggal, Surabaya jebol karena tidak mampu menahan debit air sungai yang meningkat drastis saat hujan deras mengguyur kawasan itu, Selasa 10 Desember 2024 sore.
Jebolnya dinding dari bozem tersebut dikabarkan terjadi pada sekitar pukul 15.30 WIB hingga mengakibatkan banjir dan menggenang wilayah pemukiman warga di sana.
Camat Sukomanunggal Dwi Anggoro menjelaskan, selain debit air yang tinggi, arus air yang kuat juga menjadi faktor utama yang menjebolkan dinding bozem Simo Hilir.
"Sebenarnya, kalau curah hujannya yang tinggi tidak jadi masalah tapi tadi arusnya yang tinggi dan kuat. Sehingga sampai mampu membuat tanggul jebol," katanya. Anggoro menjelaskan, saat bozem jebol, air yang mengalir sampai-sampai membuat ruas jalan dan pemukiman warga tergenang. Bahkan, air buangan dari bozem yang jebol itu sempat setinggi roda sepeda motor.
"Dampaknya pasti di sekitar bozem, ruas jalan ini banjir sampai menutup roda sepeda motor. Selain itu juga luapan air sungai sampai ke Kupang Jaya," ungkapnya.
Namun, lanjut Anggoro, banjir di wilayahnya cepat berangsur surut. Ia mengklaim, genangan sudah semakin surut setengah jam setelah hujan mereda di sana.
"Cepat surut tadi di sini, setelah hujan reda hanya sekitar setengah jam banjir sudah hilang," ucapnya.
Sebagai upaya antisipasi sementara, dirinya beserta warga sekitar bergotong-royong dengan membuat tanggul sandbag. Hal ini dilakukannya sebagai langkah awal sambil menunggu perbaikan resmi oleh Pemkot Surabaya melalui Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM).
"Kita sudah berkoordinasi dan kominklasi dengan DSABM. Sesuai arahannya pak Walikota nanti akan diberikan pertolongan pertama, jadi akan kita berikan sandbag," terangnya.
Anggoro menjelaskan, pemasangan sandbag tersebut sebagai bentuk mitigasi bila hujan yang lebih deras kembali turun di daerahnya. Sekaligus bertujuan untuk mempermudah perbaikan pada esok hari oleh petugas DSDABM.
"Sandbag ini berguna, minimal supaya air bozemnya tidak sampai meluber kemana-mana untuk sementara waktu. Semoga nanti curah hujannya tidak tinggi malam ini, supaya besok pagi bisa dieksekusi lebih baik lagi," tutupnya.