Walikota Eri: Jangan Salahkan Sekolah Terkait Kekerasan Seks Anak
Kasus pelecehan seksual kerap memakan korban anak di bawah umur. Kasus baru di Surabaya, seorang siswi SMP di Surabaya di perkosa oleh dua orang pemuda hingga hamil lima bulan.
Kasus kasus tersebut juga menjadi refleksi Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2023. Walikota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan bahwa kasus pelecehan seksual yang terjadi banyak dilakukan di lingkungannya, bukan di sekolah.
Ia pun meminta, masyarakat tak menyalahkan pendidikan terkait pelecehan seksual pada anak usia sekolah.
"Sebenarnya tidak ada pelecehan seksual di sekolah, pelecahan seksual juga tidak akan terjadi di rumah tanpa pengawasan orang tua. Anaknya keluar malam main sama temannya laki-laki, tidak dipantau," ujar Eri Cahyadi, Selasa, 2 Mei 2023.
Pejabat 45 tahun ini pun mengingatkan kembali bagi para orang tua untuk berperan aktif memantau anaknya terutama dalam hal pergaulan. Ia juga meminta agar orang tua tidak semata menyalahkan pendidikan bila anaknya salah pergaulan.
"Karena apa? pendidikan yang paling utama seorang anak ada di dalam keluarga. Di dalam ajaran agama muslim juga sudah ada keluarga sakinah, mawaddah, warrahmah. Itu kelurga yang orang tuanya sayang anaknya, anaknya pulang malam dicariin. Bukan hanya mengandalkan pendidikan," terang Eri Cahyadi.
Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya ini juga mengungkapkan, sehebat apapun pendidikan yang diberikan orang tua bila tidak diimbangi dengan pendampingan orang tua, tidak akan berhasil. Untuk itu di sekolah juga dibekali dengan kurikulum merdeka belajar.
"Pelecahan seksual terjadi karena diri kita sendiri, misalnya keluar dengan temannya dikasih minum lalu terjadi pelecehan seksual, itu bukan disekolah. Meskipun dikasih tahu kalau tidak memiliki akhlak ya, tidak kuat. Kalau tidak ada peran orang tua maka hal tersebut bisa terjadi lagi," paparnya.
Mengenai kurikulum pendidikan seksual, Eri Cahyadi mengungkapkan, itu sudah ada dan memang diterapkan sesuai Pancasila. Selain itu, pendidikan karakter juga diselipkan dalam pelajaran agama.
"Dalam pendidikan agama juga dijelaskan mengenai apa yang boleh dan tidak boleh. Kembali lagi tidak bisa hanya pendidikan saja tapi juga kekuatan keluarga," imbuh mantan Kepala Dinas Cipta Kerja Kota Surabaya.
Eri Cahyadi menambahkan, seorang anak pasti akan patuh dengan perkataan orang tua. Ia pun mengajak para orang tua untuk selalu melakukan pengawasan pada anak.
"Makanya ayo sinergi kolaborasi antara orang tua dan guru. Maka pendidikan keluarga itu penting," tandasnya.
Advertisement