Wali Murid Keluhkan Zonasi PPDB SMA/SMK di Jatim
Para wali murid di Surabaya mengeluhkan sistem zonasi yang diterapkan pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Jawa Timur untuk jenjang SMA/SMK negeri tahun ajaran 2019/2020.
Hal ini terlihat dari puluhan wali murid yang berkumpul di Kantor Cabang Dinas Pendidikan Jatim Kota Surabaya, Selasa, 18 Juni 2019. Para orang tua memprotes dan ingin menemui Plt Kepala Dindik Jatim, Hudiono.
Namun hingga sore hari Hudiono masih belum menemui para wali murid yang sudah menunggu sejak siang hari. Salah satu wali murid bernama Siti Winarno mengungkapkan sejak Senin 17 Juni 2019 kemarin dirinya sudah berupaya mencabut berkas pendaftaran online anaknya.
Hal tersebut dilakukan karena anaknya sudah tersisih dari jalur zonasi PPDB SMA Negeri setelah 3 jam mendaftar pada pukul 03.00 dini hari.
"Anak saya kecewa karena dengan nilai UN 352,0 milih pilihan pertama terdekat di SMAN 16 Surabaya dengan jarak satu kilometer dari rumah sudah tersisih. Kalau pilihan sekolah kedua dengan jarak 3 kilometer sudah tersisih,"terangnya pada ngopibareng.id.
Sayangnya ia tidak bisa melakukan pencabutan berkas. Padahal ia berharap bisa mendaftar lagi dengan opsi di SMK Negeri.
Meskipun telah mendapat jawaban tidak bisa mencabut berkas, Siti dan sejumlah wali murid terus berdatangan ke Kantor Dindik Jatim Kota Surabaya.
Sayangnya, Siti dan sejumlah wali murid tidak bisa bertemu dengan kepala Cabang Dinas maupun Kepala Dindik Jatim.
"Saya mintanya zonasi jarak itu kuotanya 20 persen saja, nilai 50 persen untuk anak dengan nilai UN bagus. Jadi bisa lebih banyak peluang anak saya masuk sekolah negeri,"ungkapnya.
Ucapan Siti ini diamini orang tua lain yang merasa sistem zonasi tidak bisa memfasilitasi anak mereka dengan nilai UN tinggi.
"Kalau bisa ada pencabutan dan pembatalan, jadi bisa langsung daftar SMK negeri, karena ada SMK deket di rumah juga. Kalau sekarang pinnya paten nggak bisa di lock. Dari kemarin anak sudah mengeluh, belajar 3 tahun baru daftar 4 jam hasilnya gagal," keluhnya.
Merasa diabaikan di Kantor Cabdin Dindik Jatim, rombongan wali murid kemudian beralih ke Gedung Negara Grahadi untuk bertemu dengan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan menyampaikan protesnya. Namun, di Grahadi para wali murid tidak menjumpai Gubernur Jatim dikarenakan saat ini Khofifah sedang berada di Jakarta.
Para wali murid pun berencana untuk mendatangi kembali Grahadi esok hari, Rabu 19 Juni 2019 dan berharap bisa bertemu dengan gubernur Jatim. (faq)