Diusulkan, Rapor RT dan RW Jadi Syarat Lulus Mahasiswa di Malang
Wali Kota Malang, Sutiaji, mengusulkan untuk menambah syarat kelulusan mahasiswa dengan rapor dari RT dan RW setempat. Hal itu usul Sutiaji kepada para Wakil Rektor III seluruh Perguruan Tinggi di Kota Malang.
"Mengapa ini perlu? Agar mahasiswa bisa diketahui apakah dia bisa berasimilasi dengan masyarakat di sini atau tidak," ujar Wali Kota Malang, Sutiaji dalam acara Silaturahmi Forkopimda dengan Pimpinan Perguruan Tinggi dan Kepala Sekolah se-Kota Malang, pada Jumat 27 September 2019.
Ide ini, menurut Sutiaji, disebabkan oleh demonstrasi mahasiswa yang dinilai jumlahnya sudah semakin massif.
"Untuk menghindari hal-hal yang bisa berulang lagi (demonstrasi mahasiswa) maka rapor dari RT dan RW ini diperlukan untuk lebih dekat dengan kampus," ujarnya.
Jadi, menurut Sutiaji, nantinya penilaian syarat kelulusan mahasiswa duapertiga secara akademik. Lalu, sepertiga diambil dari rapor RT dan RW.
Meski bersifat usulan. Rapor dari RT dan RW tersebut sebagian besar akan berisi catatan kelakuan mahasiswa bersangkutan di lingkungan yang ditempatinya.
Selain itu hal yang dinilai juga yakni mengenai apakah mahasiswa bersangkutan mampu bersosialisasi dengan masyarakat atau tidak.
"Apalagi daerah-daerah yang sangat heterogen tempat tinggalnya, bisa lebih difokuskan. Soal formatnya seperti apa, tinggal berdiskusi dengan kami," ucap Sutiaji.
Namun Sutiaji mengatakan, usulannya tersebut bisa dijalankan atau tidak, itu merupakan kewenangan dari masing-masing kampus.
"Namun karena mahasiswa ini tinggal di Kota Malang, kalau ada apa-apa ya Kota Malang yang kena. Jadi ada ide seperti ini, silahkan kampus bisa menerapkan atau tidak," terangnya.
Menanggapi usulan Wali Kota Malang tersebut, Wakil Rektor III Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sidiq Sunaryo, ia akan mengkomunikasikan ide itu terlebih dahulu kepada Rektor UMM.
Terkait mahasiswanya yang melakukan aksi pada Selasa 24 September 2019, lalu, Sunaryo mengatakan ia sempat turun untuk memantau langsung di lokasi yang saat itu berakhir ricuh.
"Saya juga sempat ke Rumah Sakit Lavalette. Saya kaget kok ada mahasiswa memakai jaket UMM, tapi bukan mahasiswa saya. Ternyata dipinjami. Jadi, ini rawan sekali disusupi," terangnya.
Maka dari itu Sunaryo mengatakan akan meningkatkan pengawasan internal kampus agar hal serupa tidak terjadi lagi.