Basaria Sebarkan Virus Antikorupsi untuk 750 Siswa Berpretasi
Kekayaan alam Indonesia begitu melimpah. Siapa pun tahu itu. Namun kekayaan itu belum bisa dimanfaatkan seluruhnya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kesejahteraan sebagaimana yang diamanatkan oleh UD 45. Bahwa, bumi dan air untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.
Sebab kekayaan alam berupa tambang emas, gas, minyak bumi, batu bara, timah, bahkan air, banyak yang digerogoti oleh koruptor.
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK ) Basaria Panjaitan, menegaskan hal itu di depan 750 siswa berprestasi tingkat SMA/SMK dan guru pendamping di Grand Sahid Hotel Jakarta, Kamis malam 14 Desember 2018.
Siswa berprestasi itu mewakili 34 Provinsi di Indonesia yang tergabung dalam komunitas "Saya anak anti korupsi ( SAAK )."
Menurut Basaria, untuk menyelamatkan kekayaan alam dari tangan tangan koruptor perlu genarasi melenial yang tangguh untuk melawan korupsi.
Sebab itu KPK mengapresiasi anti korupsi dimasukkan dalam kurikulum pendidikan dari SD sampai perguruan tinggi.
"Kita tidak perlu malu untuk mengakui korupsi di Indonesia sudah pada titik yang membahyakan. Korupsi merata di lembaga eksekutif, legislatif maupun yudikatif. Para pelakunya sudah ratusan yang dijebloskan ke bui," kata Basaria.
Menurut Wakil Ketua KPK seandainya selama 12 tahun kebelakang tidak ada korupsi, kesejahteraan rakyat Indonesia tidak seberat sekarang, dan biaya pendidikan bisa lebih murah.
"Orang boleh tidak suka dengan pernyatannya, tapi faktanya seperti itu," ujar Basaria.
Mengingat sudah sedemikian buruknya korupsi di Indonesia, maka pendidikan korupsi harus di ditanamkan pada anak sejak usia dini atau PAUD.
Korupsi tidak bisa dilawan hanya dengan retorika atau pidato, tapi dengan integritas. Dan integritas itu bersumber pada kejujuran.
"Apakah kalian siap menjadi generasi anti korupsi," tanya Basaria.
Siswa dengan latar berbagai prestasi itupun menjawab serentak penuh semangat, Siap!
"Kalau kalian siap, ayo kita mulai sekarang dari diri kita sendiri, sanggup?" kata Basaria.
"Sanggup!" jawab siswa sambil mengepslkan tangan.
Sementara Irjen Kemdikbud,
Muhlis, mengatakan dimasukkannya pemberantasan korupsi dalam kurikulum sekolah merupakan ikhtiar dari Kemdikbud ikut mencegah dan memberantas korupsi.
Salah seorang peserta, Titifani siswi, SMK Antartika Sidoarjo, mengaku senang mendapat pencerahan tentang korupsi. Dia memaknai korupsi adalah kejahatan kemanusian. Karena dampaknya merugikan rakyat.
Pertemuan antara siswa berprestasi dengan KPK ini ditutup dengan pemasangan selendang SAAK kepada perwakilan siswa oleh Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan. (asm)