Wajib Vaksin, Pengusaha Mal Pesimis Ekonomi Cepat Membaik
Ketua Asosiasi Persatuan Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Timur, Sutandi Purnomosidi mengatakan, tidak terlalu optimis dalam uji coba pembukaan mal yang dilakukan saat ini dibandingkan dengan tahun lalu.
"Jujur kalau saya dibiling optimismenya, saya jauh lebih optimis saat pembukaan PSBB tahun lalu, kenapa? Pada saat itu mal dibuka kembali tidak ada batasan hanya yang boleh divaksin bisa masuk mal, sehingga kita bisa lebih cepat dalam memacu perbaikan ekonomi," ungkap Sutandi.
Sutandi mengungkapkan, dengan pembatasan hanya yang diperlakukan saat ini, yakni orang yang tervaksin boleh masul mal. Tentunya akan sangat terbatas pengunjung mal.
"Saya tanya sekarang yang sudah divaksin itu berapa orang. Tentu akan sangat terbatas," katanya.
Menurutnya, dengan jumlah pengunjung yang terbatas, recovery akan lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Jadi akan sangat sulit.
"Dengan jumlah pengungjung yang jauh lebih sedikit percepatan ekonomi seperti apa yang kita harapkan," keluhnya.
Ia pun mendorong, agar pemerintah mempercepat program vaksinasi kepada masyarakat dan juga untuk pegawai mal di Surabaya, karena masih ada 3 sampai 4 ribu pegawai mal yang belum tervaksin.
"Sekitar 3 sampai 4 ribu pegawai mal di Surabaya belum vaksin, tentunya ini menjadi kendala kita. Kita siap membantu pemerintah menyediakan tempat dan nakes untuk vaksi, asal vaksinnya ada," tandasnya.
Diketahui saat ini, sebelum memasuki mal pegunjung diwajibkan untuk mendownload aplikasi Peduli Lindungi dan melakukan registrasi. Setelah registrasi, pengunjung diminta untuk melakukan scan barcode. Scan barcode ini dilakukan untuk mengetahui apakah pengunjung sudah melakukan vaksinasi atau belum.
Advertisement