Wajib Prokes, Bed RS di Surabaya hampir Penuh Pasien Covid-19
Lonjakan kasus virus corona atau Covid-19 yang terjadi di Surabaya dan beberapa daerah betul-betul berdampak pada semakin tipisnya tempat tidur isolasi di seluruh rumah sakit (RS) di Kota Pahlawan. Tercatat, per hari ini 23 Juni 2021, bed occupancy rate (BOR) RS di Surabaya mencapai 89,1 persen.
"BOR untuk ruang ICU dengan ventilator, tingkat keterisian sebesar 90 persen. Untuk non ventilator sebesar 95 persen," ungkap Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Febriadhitya Prajatara.
Peningkatan tersebut, jelas Febri, terjadi karena masih tingginya kasus yang terjadi di Surabaya dan sekitarnya dampak dari masa libur Hari Raya Idul Fitri beberapa waktu lalu. Serta pulangnya Pekerja Migran Indonesia (PMI).
"Para ahli melihat peningkatan ini dampak dari libur lebaran," ujarnya.
Di luar itu, paling penting penyebab peningkatan kasus ini tak lain karena angka kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan yang rendah.
Berdasarkan data kumulatif positivity rate berjalan dinamis. Per tanggal 7-13 Juni angka positivity rate 10 persen, lalu meningkat sampai 20 persen pada rentang 14-20 Juni. Sedangkan, saat ini agak menurun menjadi 19 persen.
Untuk itu, Febri berpesan kepada warga agar selalu menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Apalagi, saat ini didapati virus varian baru baik itu virus B-1.17 asal Inggris, virus B-1.351 asal Afrika Selatan, dan virus B-1.617.2 asal India. Varian baru ini berdasar penelitian dapat menular sangat cepat dan lebih luas, sehingga protokol kesehatan menjadi harga mati untuk segera memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
"Jadi mengingat kondisi BOR Surabaya setinggi ini, dengan angka Covid-19 di Surabaya dan sekitarnya ada lonjakan signifikan, kami berharap warga tertib dan disiplin protokol kesehatan. Walaupun sudah divaksin tetap dijaga," pungkasnya.