Wajib Berprasangka Baik pada Takdir Allah, Pesan Hikam
Asy-Syaikh Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Atha'illah As-Sakandari dalam Kitab Al-Hikam Pasal 49, menulis:
اِن لَمْ تُحْسِنْ ظَنـَّكَ بِهِ لاَجْلِ حُسنِ وَصْفِهِ فَحَسِّنْ ظَنـَّكَ بهِ لِوُجوُدِ مُعَامَلتِهِ مَعَكَ فَهَلْ عَوَّدَكَ الاَّ حَسَناً اَسدىَ اِليكَ الاَّ مَنَناً
"Jika engkau belum bisa berbaik sangka (husnud-dhon) terhadap Allah Ta'ala karena sifat-sifat Allah yang terbaik itu, maka segeralah berbaik sangka kepada Allah karena karunia pemberian-Nya kepadamu sangat berlimpah-ruah.
Bukankah Allah selalu memberi nikmat dan karunia-Nya kepadamu?"
Penejleasan (Syarah) bersama Asy-Syaikh Al-Habib Shohibul Faroji Azmatkhan berikut:
Sikap manusia dalam hal baik sangka (husnud-dhon) kepada Allah itu ada dua macam Kelompok.
1. Kelompok Khusus, yaitu orang yang berhusnuddhon kepada Allah karena melihat sifat-sifat Allah yang Maha Bagus dan Maha Tinggi.
2. Kelompok Umum, yaitu orang yang berhusnud-dhon kepada Allah karena macam-macamnya nikmat Allah dan anugerah dari Allah yang tidak bisa terhitung.
Apabila engkau tidak dapat berbaik sangka terhadap Allah, karena Allah itu bersifat: Rabbul Alamiin (Tuhan yang mencipta, melengkapi, memelihara dan menjamin seisi alam). Ar-Rahman, Ar-Rahim (Maha Pemurah, Maha Penyayang).
Maka sudah selayaknya engkau harus berbaik sangka kepada Allah, karena tiada henti-hentinya nikmat dan karunia Allah atas dirimu dan anak keluargamu. Yakni anugerah Allah sejak engkau berupa sperma hingga kematianmu.
Dan sebaik-baik khusnud-dhon [baik sangka] terhadap Allah diwaktu menerima nikmat Allah yang berupa ujian [musibah], bagaikan ayah yang menyambut anak yang disayang, demi untuk kebaikan anak itu sendiri.
Allah berfirman :
"Dan mungkin kamu tidak menyukai sesuatu padahal itu baik bagimu." [QS. Al-Baqarah (2): 216].
"Maka mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, sedang Allah telah menjadikan padanya kebaikan yang banyak." [QS. An-Nisaa (4): 19].
Sahabat Jabir Radhiayallahu 'Anhu berkata:
"Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
'Barangsiapa yang dapat melakukan khusnud-dhon [baik sangka] kepada Allah, sehingga ia tidak akan mati kecuali tetap dalam khusnudz-dzon terhadap Allah, maka hendaklah ia melakukannya'."
Kemudian ia membaca ayat:
" Dan itulah persangkaan kamu yang kamu sangkakan terhadap Tuhan kamu, yang telah menjerumuskan kamu, hingga membinasakan kamu." (QS. Fussilat 23).
Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu berkata: Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
"Sesungguhnya berbaik sangka kepada Allah itu, sebaik-sebaik melakukan ibadah kepada Allah ."
Sahabat Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'Anhu bersumpah:
"Demi Allah tidak ada orang yang berbaik sangka terhadap Allah, melainkan pasti Allah akan memberikan kepadanya apa yang ia sangka, sebab kebaikan itu semuanya di tangan Allah, maka apabila Allah telah memberi khusnud-dhon, berarti Allah akan memberi apa yang disangkanya itu. Maka Allah yang memberinya khusnud-dhon [baik sangka] berarti akan melaksanakannya."
Sahabat Abu Said al-Khudry Radhiyallahu 'Anhu berkata:
"Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjenguk orang sakit, maka Rasulullah bertanya kepada orang yang sakit itu, 'Bagaimanakah persangkaanmu terhadap Tuhanmu?' Jawabnya, 'Wahai Rasulullah, aku khusnud-dhon [baik sangka]'. Maka bersabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, 'Sangkalah sesukamu kepada Allah, maka Allah selalu akan memberi apa yang disangkakan oleh orang mukmin'."
Kesimpulan
Bersangkalah yang terbaik terhadap Allah, maka Allah akan menakdirkan sesuai apa yang kalian sangkakan.
Sumber: Asy-Syaikh Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Atho'illah As-Sakandari, Kitab Al-Hikam, Pasal 49.
Advertisement