Wahbah az-Zuhaili Jadi Rujukan Islam di Indonesia, Ini Alasannya
Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, seorang ulama fikih kontemporer, yang kitab-kitabnya menjadi rujukan di Indonesia. Dalam beberapa kali, ia sempat berkunjung ke Indonesia. Persahabatannya dengan KH A Hasyim Muzadi, Pengasuh Pesantren Al-Hikam Malang, membuktikan jaringan keilmuan keduanya terbina dengan baik.
Untuk mengingatnya, berikut ngopibareng.id menghadirkan perjuangan hidup Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili:
Wahbah az-Zuhaili lahir tanggal 6 Maret 1932, daerah Qalmun, Damaskus, Suriah dari orangtua yang terkenal dengan kesalehan dan ketakwaannya.
Ayahnya, Musthafa az-Zuhaili dikenal seorang penghafal Al-Quran, ibunya Fathimah binti Musthafa Sa`dah,[ dikenal dengan sosok yang kuat berpegang teguh pada ajaran Islam. Syeikh Wahbah belajar Al-Quran dan menghafalnya dalam waktu relatif singkat.
Setelah menamatkan sekolah dasar, ayahnya menganjurkan kepada Wahbah untuk melanjutkan sekolah di Damaskus. Pada tahun 1946, Wahbah pindah ke Damskus untuk melanjutkan sekolah ke tingkat Tsanawiyah dan Aliyah. Setelah itu, ia melanjutkan ke perguruan tinggi dan meraih gelar sarjana mudanya di jurusan Ilmu-ilmu Syari`ah di Suriah.
Ia pindah ke Mesir, dan kuliah di dua universitas sekaligus, yakni Universitas Al-Azhar (pada jurusan Syari`ah dan Bahasa Arab) dan Universitas Ain Syams (jurusan hukum).
Setelah menyelesaikan di dua universitas tersebut, ia melanjutkan jenjang magister Universitas Cairo, (jurusan Hukum Islam). Hanya dalam waktu dua tahun, program magisternya dengan judul tesis adz-Dzara’i` fi as-Siyasah asy-Syar`iyyah wa al-Fiqh al-Islamiy sudah diselesaikan.
Syeikh Wahbah kemudian melanjutkan pendidikannya doctoral dan lulus dengan disertasi Atsar al-Harb fi al-Fiqh al-Islamiy: Dirasatan Muqaranatan tahun 1963 dengan predikat “Sangat Memuaskan” (Syaraf ula), dan direkomendasikan dicetak dan dikirim ke universitas-universitas luar negeri.
"Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaily mengarang lebih dari 200 kitab. Mulai dari buku yang terdiri dari 16 jilid, sampai artikel-artikel melebihi 500 buah. Salah satu bukunya yang banyak dikenal di Indonesia adalah; al-Fiqh al-Islamiy wa Adillatuhu dan Tafsir al-Munir. "
Syeikh Wahbah Az-Zuhaili senantiasa menduduki ranking teratas pada semua jenjang pendidikannya. Menurutnya, rahasia kesuksesannya dalam belajar terletak pada kesungguhannya dalam menekuni pelajaran dan menjauhkan diri dari segala hal yang mengganggu proses belajar.
Syeikh Wahbah dikenal ulama dengan segudang ilmu dan banyak memiliki guru. Di antara gurunya adalah; Di antara guru-guru beliau Syeikh Muhammad Hasyim al-Khatib asy-Syafi’i, (w. 1958M) seorang khatib di Masjid Umawi. Beliau belajar darinya fikih as Syafi’I, mempelajari ilmu fikih dari Abdul Razaq al-Hamasi (w. 1969M); ilmu Hadits dari Syeikh Mahmud Yassin (w.1948M); ilmu faraid dan wakaf dari Syekh Judat al-Mardini (w. 1957M), Syeikh Hassan aṣ-Sati (w. 1962M, pakar fikih Hanbali, pernah menjabat rektor pertama Universitas Damaskus), ilmu tafsir dari Syeikh Hassan Habnakah al-Midani (w. 1978M); ilmu bahasa Arab dari Syeikh Muhammad Shaleh Farfur (w. 1986M); ilmu usul fikih dan mustalah hadits dari Syeikh Muhammad Lutfi al-Fayumi (w. 1990M, aktifis pendiri Ikatan Ulama di Damaskus, pakar bidang Fikih Hanafi); ilmu akidah dan kalam dari Syeikh Mahmud al-Rankusi.
Belum lagi guru-gurunya dari luar Suriah; antara lain: Syeikh Muhammad Abu Zahrah, ulama terkenal di Mesir, Syeikh Mahmud Syaltut, (tokoh pembaru dan tokoh Al-Azhar). Mahmud Syaltut sendiri terpengaruh oleh pemikiran Muhammad Abduh.
Di samping itu, beliau amat terkesan dengan buku-buku tulisan Abdu ar-Rahman Azam seperti al-Risalah al-Khalidah dan buku karangan Syeikh Abu Hassan an-Nadwi berjudul Ma ża Khasira al-‘alam bi Inkhitat al-Muslimin.
Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaily mengarang lebih dari 200 kitab. Mulai dari buku yang terdiri dari 16 jilid, sampai artikel-artikel melebihi 500 buah. Salah satu bukunya yang banyak dikenal di Indonesia adalah; al-Fiqh al-Islamiy wa Adillatuhu dan Tafsir al-Munir. Al-Fiqh al-Islamiy wa Adillatuh, adalah kitab fikih kontemporer yang sangat penting dalam pengkajian fikih komparatif. Buku ini untuk pertama kalinya dicetak oleh Dar al-Fikr di Damaskus pada tahun 1984, terdiri dari 9 jilid besar.
Mayoritas kitab yang ditulisnya menyangkut fikih dan ushul fikih. Namun, ia juga menulis kitab tafsir sampai enam belas jilid.
Karena keseriusannya dalam ilmu, Dr.Badi` As Sayyid Al Lahham dalam biografi Syeikh Wahbah dalam buku yang berjudul, Wahbah Az Zuhaili al -`Alim, Al Faqih, Al Mufassir mengumpamakannya seperti Imam As Suyuthi (w. 1505 M) yang menulis 300 judul buku di masa lampau.
Syeikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, seorang ulama fikih kontemporer yang dikenal luas keilmuannya dikabarkan meninggal dunia. Syeikh Wahbah meninggal pada hari Sabtu 8 Agustus 2015 malam, pada usia 83 tahun. (adi)