Wafat, Inke Maris Sempat Mewawancarai Ratusan Tokoh Dunia
Seorang penyiar hebat pada masanya, serta pelopor jasa public relation di Indonesia, Inke Maris, wafat pada Kamis, 31 Desember 2020, petang. Inke Maris meninggal setelah berjuang melawan stroke. Semasa hidup, perempuan hebat ini banyak meninggalkan jejak dan prestasi besar.
Lahir pada 7 Desember 1950 di Bandung, perempuan bernama Nyi Raden Maria Dindiarti Natanegara diketahui lulus dari sekolah di bidang komunikasi. Saat itu, ia kemudian bekerja di Radio BBC, di Bush House, Aldwych, London.
Di kantor media tertua di dunia ini, ia memulai karirnya dari nol. Mulai dari reporter, penyiar, hingga dipercaya sebagai produser. Selain bekerja di radio, ia juga dipercaya sebagai 69 sampai 1982 menjadi reporter, penyiar, hingga produser.
Selain bekerja di radio, kala itu Inke Maris juga dipercaya sebagai koresponden Sinar Harapan dan Penerjemah Kantor Istana Presiden.
Bersama suaminya, Rizal Maris, almarhum kemudian pulang ke Indonesia. Di tanah air, kemampuannya ia gunakan dengan bekerja di TVRI, dari tahun 1982 hingga 2001.
Selama berkarir di dunia media massa, Inke Maris bertemu dengan banyak legenda dunia. Sedikitnya ada 400 tokoh dunia yang pernah ia wawancarai. Di antaranya PM Inggris Margaret Thatcher, Pemimpin PLO Yasser Arafat, PM Australia Paul Keating, Presiden Bank Dunia James D Wolfensohn, PM India Rajiv Gandhi, hingga Direktur Asia Pasifik IMF Hubert Neiss.
Di saat yang sama, ia juga mendapat kepercayaan sebagai Public Relation Manaher di World Trade Centre (WTC, Jakarta, tahun 1984 hingga 1896, dilansir dari Wolipop. Ia bahkan sempat diangkat menjadi Staf Ahli Bidang Komunikasi Menko Perekonomian.
Di akhir hayatnya, almarhum mengelola Inke Maris & Association, sejak tahun 1987. Almarhum membesarkan perusahaanya bersama adik dan suaminya. (Wol)