Wadahi Potensi Pemuda, MAJU Komitmen Buat Distrik Inovasi
Calon Walikota Surabaya nomor urut dua, Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno akan membuat infrastruktur khusus bagi pengembangan anak-anak muda yang ada di Surabaya. Itu menjadi komitmen utama karena ia memberi perhatian besar pada pengembangan minat dan bakat anak muda Surabaya. Apalagi, sekarang banyak anak-anak muda yang memiliki industri kreatif yang butuh intervensi pemerintah.
“Saya akan mewujudkan adanya infrastruktur yang bisa mendukung industri kreatif anak muda di Surabaya. Tidak hanya fisik, pemerintah juga harus hadir untuk mewujudkan adanya ekosistem industri kreatif,” kata Machfud dalam diskusi bersama pengusaha muda di Surabaya, Kamis 29 Oktober 2020 malam.
Menurut Machfud, anak muda di Surabaya belum mendapatkan fasilitas yang semestinya untuk mengembangkan minat dan bakat. Panggung-panggung bagi mereka untuk menampilkan kreasi dan kemampuan mereka tidak ada. Ini terbukti dengan matinya Taman Hiburan Rakyat (THR) dan sebagainya.
“Voli saja kalau mau internasional harus di Gresik. Sarana bagi pelaku bisnis rintisan kuliner, fashion, seni, dan bidang lainnya, juga kurang baik. Itu nantinya menjadi concern saya,” papar Machfud.
Untuk mewadahi semua kebutuhan itu, Machfud akan membangun satu creative & innovative district. Di kawasan itu terintegrasi sejumlah fasilitas untuk anak muda mengembangkan minat dan bakat. Ada distrik fashion, ada distrik kuliner, distrik art and media, sampai Esports Stadium.
“Kita bikin E-sports stadium berkelas internasional, pertama di Indonesia. Selain perlombaan E-sports, bisa juga digunakan untuk voli, basket, panggung kesenian dan musik, maupun kegunaan lain,” jelas mantan Kapolda Jatim itu.
Sementara itu, pemilik Louvre Esports, Erick Herlangga mengapresiasi ide dari Machfud Arifin. Sebab, baginya game tidak selalu berkonotasi negatif, apabila ini mendapat perhatian dibina dengan serius dengan fasilitas yang memadai maka akan dapat mengibarkan bendera Merah Putih di kancah internasional.
“Pendapatan pemain esports di Indonesia bisa mencapai jutaan hingga ratusan juta sebulan. Apalagi Esports kini juga sudah menjadi cabor di Asian Games maupun SEA Games,” jelasnya.
Bagi anak muda, lanjut Erick, penting adanya panggung dan ekosistem untuk mengembangkan minat dan bakat karena banyak potensi anak muda yang belum tereksplorasi.
CEO DBL Indonesia, Azrul Ananda menjelaskan bahwa banyak pebisnis muda di Surabaya dan Indonesia pada umumnya “ditemukan”, bukan “diciptakan” oleh satu sistem yang bagus. Padahal, untuk menciptakan pebisnis muda diperlukan wadah dari pemerintah untuk memaksimalkan potensi yang ada.
“Seperti Mas Tom atau Mas Erick, mereka adalah pebisnis yang lahir dari keuletan mereka sendiri tanpa bantuan pemerintah. Ide Pak Machfud membangun creative and innovative district akan mendorong hal itu,” jelasnya.
Karena itu, Azrul mengatakan, Surabaya membutuhkan banyak panggung untuk menampilkan minat dan bakat. Apalagi, Surabaya adalah kota yang sangat muda. Warga yang berusia di bawah 35 tahun proporsinya sekitar 50 persen.
“Ini harus menjadi concern pemerintah, kalau tidak bisa mendapatkan panggung dan ekosistem untuk mengembangkan minat dan bakatnya, anak muda itu akan pindah ke kota lain. Mungkin kalau passion seni akan ke Jogja atau Bali, mungkin kalau bisnis ke Jakarta,” pungkasnya.