Wadah Kreatifitas Anak Muda di Lomba Jingle Kota Pasuruan
Puluhan karya masuk ke meja panitia Lomba Jingle Kota Pasuruan, Jawa Timur. Focus Grup Discusion atau FGD menyeleksi karya-karya yang sudah memenuhi persyaratan, pada hari ini. Selanjutnya, panitia akan memilih satu pemenang.
Lomba jingle yang digelar oleh Badan Perencanaan Penelitian Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kota Pasuruan itu mendapatkan respon yang bagus dari masyarakat yang mengirimkan karyanya pada panitia.
Ada tiga orang juri dari kalangan seniman musik di Pasuruan. Penilaian karya dibagi beberapa sub yakni, relevansi tema, kesesuaian nada, ear catching, pemilihan kata, berirama, dan orisinilitas karya. Slamet salah satu juri mengungkapkan, bahwa penggarapan musik harus dilakukan detail. Bahwa dalam pengelolaan musik kehalusan rasa adalah utama. Baru kemudian, lirik dan apa yang disampaikan menjadi pelengkap.
"Bahwa Kota Pasuruan punya ini, itu, dan semuanya bisa dituangkan. Lomba ini saya harap karya yang menjadi pemenang akan menjadi pelengkap identitas daerah," ujar Slamet.
Karya-karya yang masuk dianggap masih perlu pembenahan atau penyempurnaan. Hal itu dikarenakan jingle berbeda dengan song video yang durasinya panjang. Sedangkan jingle lebih pendek. Menurut Asep, dewan juri lainnya, jingle bisa menggambarkan bagaimana Kota Pasuruan dengan menyebutkan hal-hal menarik, seperti Bipang Jangkar, rawon, heritage, dan sebagainya. Kemajemukan Kota Pasuruan seharusnya menjadi kebanggaan dan menjadi modal untuk mengenalkan di kancah nasional.
"Jingle ini harus digunakan, dipublikasikan, dishare lebih luas untuk memperkenalkan Kota Pasuruan punya apa saja," kata Asep.
Para juri memuji semangat anak-anak muda di Kota Pasuruan yang antusias mengikuti dan mengirimkan karyanya. Partisipasi dan antusiasme anak-anak muda itu diharapkan tetap ada wadahnya bagi mereka menyumbangkan karyanya. Ajang lomba Jingle Kota Pasuruan ini diharapkan menyemangati anak-anak muda di Kota Pasuruan tetap berkreatifitas terlebih di situasi pandemi sekarang.
"Lomba ini memang perlu diadakan untuk memacu semangat anak-anak muda berkarya. Apalagi di kondisi pandemi yang mana mereka cenderung mengalami kejenuhan," terang Asep.
Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Imron Rosyadi mengungkapkan, lomba jingle bertujuan mewakili gambaran Kota Pasuruan. Sehingga, masyarakat luar yang belum kenal Kota Pasuruan bisa mengenal dan datang ke kota ini. Karya pemenang nantinya akan menjadi hak milik Pemkot Pasuruan dan bisa menjadi jingle yang bisa diputar di mana-mana, Radio Ramapati misalnya yang menjadi radio pemerintahan.
Imron menjelaskan, Kota Pasuruan yang memiliki banyak potensi memang terlalu sempit jika digambarkan dalam sebuah jingle. Tapi, menurutnya, justru dengan jingle itulah potensi-potensi daerah bisa semakin naik dan dikenal masyarakat luas. "Tujuan diadakan lomba ini adalah supaya KOta Pasuruan punya jingle sendiri dan bisa disetel di setiap acara pemerintahan. Jingle yang berisi potensi kuliner, tempat bersejarah, dan sebagainya diharapkan menjadi jembatan untuk menarik datangnya wisatawan ke kota berjuluk 'Kota Santri' ini.
"Tujuan dari pelaksanaan lomba ini selain supaya anak-anak muda berkreasi dan mengirmkan karyanya. Tujuan lainnya adalah supaya jingle ini bisa didengarkan banyak pihak. Dan semua orang bisa paham apa saja isi Kota Pasuruan. Makanya, di liriknya disebutkan di sini ada heritage, kuliner yang beraneka ragam," terang Imron.
Rencananya pengumuman pemenang dan penganugerahan akan dilaksanakan Minggu, 17 Oktober 2021. Pendaftaran sendiri dibuka sejak 22 September sampai 10 Oktober.