Wacana Presiden Turkmenistan Tutup Wisata Gerbang Neraka
Gerbang Neraka atau Gates of Hell di Turkmenistan telah menjadi objek wisata yang populer di dunia. Gerbang Neraka yang terletak 260 kilometer di utara Ibu Kota Ashgabat, dianggap sebagai salah satu tempat wisata paling menarik dan eksotis di dunia.
Kekinian, Presiden Gurbanguly Berdimuhamedov telah memerintahkan para ahli untuk mencari cara memadamkan apinya. Sebelumnya, Diktator Turkmenistan itu juga mengeluarkan perintah yang sama pada 2013 silam.
Berdimuhamedov mengatakan kepada Wakil Perdana Menteri Shakhym Abdrakhmanov, yang mengawasi industri minyak dan gas negara itu, untuk memadamkan api dengan alasan masalah kesehatan dan lingkungan, menurut badan informasi negara TDH. Alasan itu terkait penghematan sumber daya alam.
"Bahan mentah hilang. Untuk ekspor yang dapat menghasilkan keuntungan yang signifikan dan menggunakannya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat kita," ujarnya.
Gerbang Neraka muncul pada 1971, ketika Turkmenistan menjadi bagian dari Uni Soviet. Ahli geologi Soviet memulai perjalanan ke Gurun Karakum untuk mencari sumber daya alam. Laporan mengatakan bahwa saat mengebor minyak, mereka menabrak kantong gas alam. Tabrakan itu menyebabkan tanah runtuh serta menciptakan kawah besar dengan lebar 60 meter dan kedalaman 20 meter. Lokasinya di dekat Desa Darvaza.
Untuk mencegah metana bocor ke atmosfer dan meracuni daerah pemukiman terdekat, para ilmuwan Soviet memutuskan untuk membakar kawah. Mereka percaya bahwa api akan padam dalam hitungan minggu. Tetapi ternyata perkiraan ilmuwan Soviet salah.
Faktanya insiden itu menciptakan pemandangan yang akan memicu banyak teori konspirasi dan akan dikunjungi oleh ribuan wisatawan setiap tahun. Selama 51 tahun setelah Gerbang Neraka dibuka untuk wisatawan, apinya masih menyala, meskipun apinya tidak sebesar dulu kala.
Misteri seputar lubang api diyakini sebagian orang sebagai penjara bagi setan.
Advertisement