Wabup Bondowoso Kaget! Harga Elpiji Gas Melon Tembus Rp30 Ribu
Baru tiga hari menjalani puasa Ramadhan 1442 Hijriah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso dikagetkan dengan kelangkaan dan mahalnya gas elpiji 3 kg bersubsidi di masyarakat. Gas melon, sebutan gas elpiji 3 kg, bersubsidi sulit didapat dan jika mendapatkan, masyarakat harus membeli Rp20 ribu hingga Rp30 ribu melebihi harga eceran tertingi (HET) Rp16 ribu per tabung.
Kekagetan pemkab itu disampaikan Wakil Bupati (Wabup) Bondowoso H. Irwan Bachtiar Rahmat kepada para wartawan dalam konferensi pers di ruang Sabha Bina Praja 2 kantor pemkab setempat, Kamis, 15 April 2021. “Untuk mengantisipasi kelangkaan selama puasa Ramadhan dan jela Idul Ftri, bupati sudah bersurat ke Pertamina agar ada penambahan tabung elpiji 3 kg bersubsidi. Tapi, setelah kami evaluasi di lapangan kemarin, saya heran kok masih ada kelangkaan,” katanya.
Orang nomor dua Pemkab Bondowoso ini menduga, kelangkaan terjadi akibat pendistribusian gas melon bersubsidi yang tidak prosedural. Seharusnya, dari Pertamina ke SPBE (Stasiun Pengisian Bulk Elpiji) kemudian disalurkan ke agen dan terakhir ke pangkalan-pangkalan resmi gas melon. “Nah, dari pangkalan-pangkalan resmi langsung disdistribusikan ke masyarakat. Tapi, di sini ada namanya pengecer-pengecer yang berdasarkan Analisa kami diduga melambungkan harga gas melon bersubsidi melebihi HET,” terangnya.
Diberitakan sebelumnya, masyarakat Bondowoso mengalami kesulitan mendapatkan gas melon bersubsidi saat awal puasa Ramadhan 1442 H pada 13 April 2021. Masyarakat juga rela antre panjang dari pagi hingga siang dan menunjukkan KTP untuk membeli gas melon bersubsidi HET Rp16 ribu. Jika tidak ingin antre di pangkalan resmi, masyarakat Bondowoso sulit mendapatkan gas melon bersubsidi HET. Kalau pun mendapatkan di pengecer, terpaksa membeli melebihi HET, yakni Rp20 ribu hingga Rp30 ribu per tabung gas melon bersubsidi.