Wabup Banyuwangi Gelar Panen Raya Tembakau
Wakil Bupati Banyuwangi, Sugirah, melakukan panen raya tembakau di Desa Sidowangi, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, Rabu, 9 Juni 2021.
Luas tanaman tembakau di desa ini mencapai 400 hektar. Satu hektar lahan mampu memproduksi 5 ton tembakau.
Panen raya tembakau ini dipusatkan di Dusun Pancoran, Desa Sidowangi. Sugirah didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, Arief Setyawan; Kepala Dinas Lingkungkan Hidup Banyuwangi, Husnul Chotimah, Camat Wongsorejo Sulistiowati, dan Kepala Desa Sidowangi, Muansin.
“Kita hadir dalam rangka memberi semangat pada petani kita bahwa jangan pernah lelah menjadi petani. Karena kehidupan di dunia ini tidak lepas dari kehidupan pertanian,” ujar Sugirah.
Dia menambahkan, di bidang pertanian, secara umum Banyuwangi berkomitmen menjaga stabilitas pangan agar tidak terjadi kekurangan pangan. Namun di samping itu, Banyuwangi juga menggalakkan tanaman lain termasuk tanaman sela, tembakau, tanaman buah-buahan, cabai, holtikultura, dan tanaman lainnya.
“Di samping kita menanam tanaman apapun jangan sampai petani Banyuwangi kekurangan pangan,” tegasnya.
Dia menambahkan Desa Sidowangi merupakan wilayah yang kekurangan air. Untuk memenuhi kebutuhan air baik itu untuk irigasi dan kebutuhan hidup, lanjutnya, masyarakat Desa Sidowangi perlu menjaga sumber mata air.
Salah satu caranya dengan menanami tanah tandus dan tanah di tepian sungai yang tidak produktif dengan tanaman sebagai penguat penyimpanan air.
“Nanti kita akan berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup bagaimana menjaga air di Sidowangi ini. Karena di sidowangi ini begitu datang air ya di situ datang langsung habis. Tidak ada penyimpanan,” jelasnya.
Pemkab Banyuwangi, menurutnya, akan membantu pengadaan sumur bor untuk kebutuhan air para petani di Desa Sidowangi. Sumur bor menjadi pilihan yang bisa dilakukan Pemkab Banyuwangi untuk penyelesaian jangka pendek. Karena untuk cara lain masih terbentur dengan keterbatasan dana.
“Tapi kalau sumur bor untuk mencukupi kebutuhan pertanian saat musim kemarau, tembakau dan sebagainya akan menjadi prioritas utama Pemkab Banyuwangi,”
Pada kesempatan itu, Arief Setyawan menyatakan, tembakau merupakan potensi perkebbunan di area sawah. Di Desa Sidowangi yang minim air untuk irigasi , tanaman tembakau memberikan dampak luar biasa bagi petani karena tembakau tahan di musim kering.
“Beda dengan jagung. Ditahap awal jagung harus ada air. Tapi untuk tembakau meskipun tidak ada air tetap bisa ditanam,” jelasnya.
Kepala Desa Sidowangi, Muansin, menyatakan, Desa Sidowangi memiliki luas lahan pertanian seluas 634 hektar. 70 persen dari luas lahan itu atau sekitar 400 hektar ditanami tembakau.
Satu hektar lahan, bisa menghasilkan 5 ton tembakau. Saat musim panen raya ini, harga tembakau hanya Rp25 ribu perkilo. Padahal biasanya bisa mencapai Rp30 ribu per kilonya. “Dalam setahun kita hanya bisa sekali panen,” jelasnya.
Menurutnya, jika dengan irigasi yang baik dalam setahun bisa dilakukan dua kali panen. Namun karena di Desa Sidowangi ini lahan pertaniannya merupakan sawah tadah hujan, sehingga dalam setahun hanya bisa panen sekali saja.
Dia menjelaskan, pada musim hujan, awalnya seluruh petani menanam jagung. Kemudian pada saat jagung hendak memasuki masa panen, barulah diantara pohon jagung itu ditanami tembakau. Karena tembakau bisa hidup dengan kadar air yang minim.
“Kalau dengan irigasi yang baik misalnya dengan sumur bor bisa dua kali,” tegasnya.