Wabah Virus Nipah 'Saingan' COVID-19
Kasus gangguan kesehatan baru muncul di wilayah Kerala, India. Namanya virus Nipah. Departemen Kesehatan Kerala memberikan peringatan kesehatan, bahwa dua orang sudah meninggal dunia akibat virus Nipah.
Direktur Jenderal Dewan Penelitian Medis India (ICMR), Rajeev Bahl menyatakan, infeksi virus Nipah ini lebih tinggi dari pandemi COVID-19. Demikian dikutip dari Hindustan Times.
"Tingkat kematian akibat pandemi COVID-19 hanya sebesar 2 sampai 3 persen. Adapun tingkat kematian pada virus Nipah adalah 40 hingga 75 persen," jelas Rajeev Bahl.
Mengenal Virus Nipah
Dilansir dari Kementerian Kesehatan Indonesia, penyakit zoonotik baru ini disebabkan virus Nipah atau NiV, merupakan anggota dari keluarga Paramyxoviridae dan tergolong dalam genus Henipavirus.
Virus menular dari hewan ke manusia. Virus ini juga bisa menular lewat makanan dan kontak antar-manusia. Inang alami virus Nipah adalah kelelawar buah yang berasal dari famili Pteropodidae. Pada sebagian orang, virus tidak mengakibatkan gejala alias asimtomatik.
Namun pada sebagian orang, virus dapat menyebabkan penyakit pernapasan akut dan ensefalitis (radang otak) yang fatal. Tingkat kematian akibat paparan virus Nipah bahkan mencapai 75 persen. Artinya tiga dari empat orang, bisa meninggal.
Sampai saat ini, belum ada laporan kasus konfirmasi penyakit virus Nipah pada manusia di Indonesia. Meskipun demikian, beberapa penelitian atau publikasi telah mencatat temuan virus Nipah pada kelelawar buah (genus Pteropus) di beberapa negara, termasuk Indonesia.
Beragam Gejala Virus Nipah
Seseorang yang terinfeksi virus Nipah dapat mengalami beragam gejala. Mulai dari tidak ada gejala (asimptomatis), gejala infeksi saluran napas akut (ISPA) yang ringan atau parah, hingga ensefalitis fatal.
Biasanya, orang yang terinfeksi awalnya akan mengalami gejala seperti demam, sakit kepala, mialgia (nyeri otot), muntah, dan nyeri tenggorokan.
Gejala-gejala ini kemudian dapat diikuti oleh pusing, rasa mengantuk yang berlebihan, penurunan kesadaran, dan tanda-tanda neurologis lain yang menunjukkan adanya ensefalitis akut.
Beberapa individu juga dapat mengalami pneumonia dan masalah pernafasan yang serius.
Dalam kasus yang parah, gejala ensefalitis dan kejang dapat berkembang dan berpotensi berujung pada koma dalam rentang waktu 24 sampai 48 jam, yang dapat mengakibatkan kematian.
Penularan Virus Nipah
Kontak langsung dengan hewan (termasuk zat ekskresi atau sekresi seperti urine, air liur, darah, atau sekresi pernapasan) yang terinfeksi virus Nipah.
Konsumsi daging mentah dari hewan yang terinfeksi atau produk makanan mentah yang telah terkontaminasi dengan cairan tubuh dari hewan terinfeksi (seperti nira sawit atau buah yang terkontaminasi oleh kelelawar buah yang terinfeksi).
Kontak dengan orang yang terinfeksi atau cairannya (seperti droplet, urine, atau darah). Penularan dari manusia ke manusia umumnya terjadi pada keluarga atau tenaga kesehatan yang merawat pasien terinfeksi.
Advertisement