Wabah PMK Sapi Merambah Lamongan
Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang ternak sapi mulai merambah Lamongan. Setidaknya, terdeteksi di empat kecamatan. Di antaranya Kecamatan Tikung, Sarirejo, Mantup dan Turi.
Menurut catatan Dinas Peternakan Lamongan, jumlah total sapi yang terjangkit PMK sebanyak 137 ekor dari 240 populasi milik 28 peternak. Plus empat ekor sapi mati dan sisanya masih dalam proses penyembuhan.
"Tingkat kematiannya sangat kecil kalau segera ditangani. Tapi, tingkat penularannya juga cepat," kata Kepala Dinas Peternakan Lamongan, M. Wahyudi, Minggu 8 Mei 2022.
Kepala Dinas Wahyudi didampingi pejabat fungsional khusus penyakit hewan, Rahendra lebih jauh menjelaskan, PMK merupakan penyakit yang disebabkan virus Foot Mouth Disease (FMD) ini sebenarnya tidak hanya menyerang sapi. Tetapi, semua jenis hewan berkuku satu atau belah dua.
"Selain sapi, bisa menyerang kambing, kuda, kerbau dan babi. Pastinya, hewan berkuku satu atau belah," terangnya.
Adapun gejalanya, berawal dari mulut mengeluarkan lendir. Suhu tubuh panas hingga 39 derajat. Tentu, ini menyebabkan gangguan pernapasan. Ini juga berlanjut menimbulkan sariawan, hingga ternak enggan makan. Selain itu dibarengi kaki pincang, yang diawali luka-luka. Jika sudah kronis, kuku ternak akan lepas.
"Kalau mulut sariawan, sapi tidak mau berdiri, otomatis sapi tidak mau makan. Bisa-bisa mati," tutur, H. Supar, peternak Kelompok Tani Barokah Jaya, Desa Soko, Kecamatan Tikung, kepada Ngopibareng.id.
Dikatakan Wahyudi, kali pertama kasus PMK ini terdeteksi 28 April 2022 lalu. Diduga, sapi milik peternak tertular dari luar kota. Diduga, dari hasil transaksi jual beli di pasar hewan wilayah Gresik. Karena, kebetulan empat dari lima kecamatan yang terjangkit berbatasan dengan Gresik.
"Ini baru dugaan saja. Karena memang baru di empat kecamatan itu yang ada PMK, tandasnya.
Karena dikhawatirkan wabah ini terus menyebar, Dinas Peternakan Lamongan mengambil langkah melakukan tracing back, dan tracing forward untuk mengetahui asal muasalnya. Khususnya terhadap sapi muda, karena rentan tertulari.
"Karena daya tahan tubuh sapi muda masih lemah. Mudah-mudahan hanya dalam seminggu, jika diobati rutin bisa sembuh. Diinjeksi antiobiotik dan vitamin, " pungkasnya.
Advertisement