Wabah PMK, Penjualan Daging Sapi di Kota Malang Menurun
Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang telah menyebar di Kota Malang membuat penjualan daging sapi juga ikut terdampak. Para pedagang daging sapi di Pasar Besar Kota Malang mengalami penurunan penjualan akibat konsumen yang takut terhadap wabah tersebut.
Salah satu penjual daging sapi di Pasar Besar Kota Malang, Sumina, usia 42 tahun mengatakan bahwa penurunan penjualan mencapai 50 persen. Sebelumnya, rata-rata ia bisa menjual sebanyak 50 kilogram per harinya.
"Kebanyakan penjual di warung yang ngeluh ke saya. Banyak pelanggan ku takut beli. Ya saya jelasin aja ini sudah terjamin dari Rumah Pemotongan Hewan (RPH) jadi aman. Aku yakinkan terus mas," ujarnya pada Jumat, 27 Mei 2022.
Banyak konsumen yang takut membeli daging sapi karena adanya wabah PMK yang menjangkiti hewan ternak tersebut. Padahal penyakit tersebut tidak tergolong zoonosis atau tidak menular ke manusia.
"Ya karena ada isu itu (wabah PMK) jadi menurun (penjualan). Tapi saya terus berusaha meyakinkan konsumen," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Peternakan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang, Anton Pramudjiono mengatakan bahwa wabah PMK menyebar di empat kelurahan di Kota Malang dengan kasus paling banyak berada di Kelurahan Purwantoro.
"Ada 151 kasus, jumlah yang sembuh 9 ekor. Tersebar di empat kelurahan. Untuk Purwantoro ada 124 ekor, Ciptomulyo 10 ekor, Madyopuro 15 ekor dan Cemorokandang dua ekor," ujarnya.