Wabah PMK Mengganas di Ngawi, 125 Sapi Terjangkit
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali merebak di Kabupaten Ngawi, menginfeksi sedikitnya 125 sapi milik warga dan menyebabkan 15 ekor mati. Penyebaran PMK telah terjadi di sembilan kecamatan sejak awal Desember, menurut laporan Dinas Perikanan dan Peternakan (DPP) Ngawi.
Tim DPP Kabupaten Ngawi sekarang ini masih melakukan proses pendataan. Apalagi masih banyak kasus PMK di kabupaten ini yang belum dilaporkan secara resmi.
Menurut Kepala DPP Kabupaten Ngawi Eko Yudo menjelaskan, petugas bidang kesehatan hewan segera dikerahkan untuk memeriksa kondisi ternak yang terinfeksi setelah mendapatkan laporan. Selain itu, DPP juga memberikan pengobatan, penyuluhan, dan sosialisasi kepada para peternak.
“Kasus ini mulai terdeteksi sejak Desember awal,” kata Kepala DPP Ngawi, Eko Yudo Nurcahyo, pada media dikutip Senin 30 Desember 2024.
Disebutkan, saat sapi menunjukkan gejala ini, segera beri vitamin, paksa makan, dan jaga kebersihan kandang dengan desinfektan. Pisahkan sapi yang sakit agar tidak menular ke ternak lainnya.
Sebagai langkah pencegahan, DPP akan memperketat pengawasan lalu lintas hewan ternak, terutama di Pasar Hewan Ngawi yang buka pada hari ini 30 Desember 2024. Tim DPP juga akan melakukan skrining terhadap setiap ternak yang masuk. Jika ditemukan hewan yang tidak sehat, akan kami minta untuk putar balik.
Merebaknya PMK di Ngawi menjadi tantangan besar bagi para peternak yang bergantung pada sapi sebagai sumber pendapatan utama. Meski begitu, DPP Ngawi terus berupaya melakukan penanganan agar wabah ini tidak semakin meluas.
Sedangkan gejala umum PMK pada sapi meliputi: Mulut yang terus mengeluarkan liur. Kemudian, kuku yang terluka dan terinfeksi dan penurunan nafsu makan.
Advertisement