Wabah PMK, Harga dan Omset Penjualan Pedagang Sapi di Banyuwangi Turun Drastis
Wabah Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) memberikan dampak bagi pedagang ternak sapi di Banyuwangi. Penghasilan para pedagang sapi turun drastis. Betapa tidak, sejak wabah PMK merebak,harga sapi turun signifikan. Tidak hanya harga, omset penjualan juga anjok.
Seperti yang disampaikan Bagio, salah satu pedagang sapi di Pasar Hewan Rogojampi, Banyuwangi. Dia mengatakan, sejak merebaknya PMK pada bulan Desember 2024 lalu langsung memberi dampak pada harga dan omset penjualan sapi.
“Sangat terasa sekali dampaknya pada pedagang sapi seperti saya ini,” jelasnya, Kamis, 9 Januari 2024.
Dia menyebut, kondisi ini cukup membuat pendapatan padagang sapi terjun bebas. Meski demikian dirinya tetap menjalani pekerjaan tersebut.
Pedagang sapi lainnya, Muslim, 38 tahun, warga Desa Sumbersari, Kecamatan Srono, Banyuwangi, mengatakan, sejak merebaknya PMK, harga sapi turun antara Rp2 juta sampai Rp3 juta per ekor. Muslim mencontohkan, sapi berukuran sedang yang pada kondisi normal dihargai Rp14 juta, saat ini harganya turun menjadi Rp12 juta bahkan lebih rendah lagi.
“Dari awalnya Rp14 juta ditawar cuma Rp11 juta saja,” tegasnya.
Menurut Muslim, omset penjualan juga turun drastis. Biasanya dia membeli sapi dari peternak yang ada di kampung-kampung kemudian dijual di Pasar Hewan. Setiap datang ke pasar hewan dirinya membawa beberapa ekor sapi. Dari jumlah yang dibawa, dirinya bisa menjual 1-3 ekor sapi.
Namun saat ini, dirinya tidak berani membawa sapi sendiri. Karena takut tidak bisa menjualnya. Dia lebih memilih menjadi makelar yang menjualkan sapi dari pedagang satu ke pedagang yang lain. “Makelaran saja, sekarang ndak berani bawa sapi sendiri,” ungkapnya.
Penurunan omset penjualan ini, menurutnya, juga dipengaruhi tidak adanya pembeli yang datang dari luar kota Banyuwangi. Pada saat belum ada wabah PMK, di setiap Pasar Hewan pasti ada pembeli dari luar Banyuwangi. “Ada dari Bondowoso, Jombang bahkan dari Bandung belanja ke sini (Banyuwangi), paling sering di Pasar Hewan Glenmore. Sekarang sama sekali gak ada yang belanja,” ujarnya.
Untuk diketahui, di Banyuwangi PMK mulai terdeteksi sejak Desember 2024. Data dari Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, hingga kemarin, 8 Januari 2024, total sudah ada 26 ekor sapi yang terjangkit PMK. Berkat penanganan yang baik, 10 ekor sapi sudah dinyatakan sembuh, sementara sisanya masih dalam penanganan.
Advertisement