PMK di Lamongan Naik Pesat, Sekitar 50 Persen Lebih Sapi Terpapar dalam Seminggu
Wabah penyakit mulut dan kaki (PMK) yang menyerang ternak sapi di Lamongan naik pesat. Dalam waktu kurang seminggu, jumlah sapi yang terpapar naik hingga 50 persen lebih.
Data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Lamongan menyebutkan, sebelumnya tercatat 525 ekor. Seminggu terakhir bertambah menjadi 824 ekor.
Sebanyak itu, 222 ekor di antaranya sudah sembuh dan 44 ekor mati. Adapun penyebabnya diduga karena terjadi transaksi liar antar pedagang atau peternak.
Sekiranya sapi baru dibeli diduga terjangkit PMK secara otomatis menular ketika dicampur dengan sapi yang ada di kandang dan masih sehat.
Tidak hanya itu, virus PMK ini juga bisa menular dari orang. Semisal orang habis dari pasar sapi atau habis jual beli sapi, dan ternyata ada ternak atau kandang yang terdapat virus tersebut, kemudian orang bersangkutan masuk kandang dan bersinggungan dengan sapi sehat, bisa langsung menular.
"Makanya, waktu saya masuk kandang Pak Suwito bersama Pak Kapolres dan Pak Dandim tadi harus disemprot dan yang sudah pakai sepatu harus dilapisi pakai sepatu lagi," kata Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, di Desa Balongwangi, Kecamatan Tikung, Rabu 15 Januari 2025.
Sebelumnya, ketiga petinggi daerah itu melakukan vaksinasi di kandang sapi milik Suwito warga setempat. Jumlah sapi sebanyak 50 ekor dan pemiliknya sukses menjaga kesehatan sapi dari serangan PMK.
Bupati Yuhronur menegaskan, masyarakat peternak sapi diminta tidak panik dengan wabah PMK ini. Karena ternak yang terkena PMK bisa disembuhkan. Asal, sapi yang terpapar PMK segera diobati. Peternak juga diminta untuk tidak meremehkan kalau memiliki sapi terkena PMK.
Kalau ada yang mengatakan bisa diobati dengan garam campuran apa bisa sembuh, diperbolehkan. Tetapi, kesembuhan itu bersifat sementara. "Yang paling tepat diobati. Lapor atau datang saja ke puskeswan terdekat agar bisa ditangani dan sapi segera sembuh," katanya.
Usai sosialisasi, Bupati Yuhronur melakukan penyemprotan disinfektan di Pasar Ternak Tikung, yang sebelumnya ditutup demi memutus rantai sebaran wabah PMK.
Pada kesempatan itu, bupati yang akrab disapa Pak Yes itu mengaku optimistis wabah PMK di Lamongan bisa diatasi. Karena pemkab berkolaborasi dengan polres dan kodim bertekat dan terus berupaya keras agar dapat memutus rantai penyebaran kasus PMK.
Pak Yes menghimbau kepada peternak agar waspada dan tanggap akan keadaan ternaknya. Selain itu, melakukan vaksinasi ternak yang masih sehat di beberapa tempat.
Dijelaskan, hingga awal Januari 2025 ada 735 ekor hewan ternak yang sudah divaksin. "Total ada 7.050 dosis vaksin untuk seluruh Lamongan. Pagi ini kami juga membagikan disinfektan dan vitamin ternak untuk peternak di Balongwangi," terangnya.
Kapolres Lamongan AKBP Bobby A Candraputro mengatakan, jumlah kematian PMK ada 10 persen dari angka suspek. Ia sepakat peluang kesembuhan tinggi.
"Kita selalu mendukung dan program pencegahan dan pengobatan OMK ini. Tentu juga akan ada pengawasan dari jajaran kami di bawah," ujarnya.
Sementara, Komandan Kodim 0812 Lamongan, Letkol Arm I Ketut Wira Purbawan menambahkan, agar peternak tanggap akan kondisi ternak. Sehingga tidak ada ternak sakit yang telat untuk ditangani.
"Jajaran kodim siap membantu soal pencegahan wabah PMK ini. Seperti disampaikan bupati, peternak jangan panik. Terpenting, peternak jangan takut memvaksinkan sapinya biar tetap sehat," tandasnya.