Wabah Perjudian
Judi sesungguhnya adalah bagian dari budaya hampir di semua bangsa dengan berbagai macam bentuk. Saya hanya ingin membahas, wabah judi saat ini khususnya “judi online". Di negeri kita sejak dahulu kala mengenal “ceki, main dadu, remi" dll. Dan setelah kemerdekaan ada berbagai jenis taruhan, ganjil genap mobil dan seterusnya.
Di negeri Cina sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, bahkan bagaimana agar menang ada teori atau kiatnya yang bisa dipelajari. Teman-teman Tionghoa mengatakan judi untuk buang "kesialan' lawan dari hokky. Pusat pusat perjudian ada di mana-mana, Hongkong, Las Vegas, Singapura, Thailand dll. Di Indonesia tidak ada pusat judi besar, mungkin takut digerebek FPI. Terima kasih khususnya kepada sobat saya Habib Rizieq Syihab (yang ini habib betulan).
Ketika saya masih remaja, setiap menonton keramaian malam hari, judi (gelap) selalu menjadi bagian, meskipun diusir Hansip, belum 15 menit tikar judi digelar lagi. Kalau sudah lepas baju seragam karena selesai tugas, Hansip kemudian nimbrung ikut main lagi…Bila ditanya, jawabnya untuk hiburan. Ketika eranya sandiwara radio, RRI Yogya mempunyai program yang sangat populer sandiwara berbahasa Jawa, yang pada saat itu, zaman keemasan judi Nalo, SDSB, lokasi-lokasi judi berizin. Dalam sandiwara itu ada dialog yang menarik diantara suami - istrri, Man Jamino dan isterinya (saya lupa namanya). Sang isteri meminta suaminya berhenti membeli kupon judi atau lotere. Sang suami menjawab dengan sangat logis dan menggambarkan persoalan mendasar yang sedang dihadapi oleh masyarakat luas.
Begini jawabannya: Isteriku, dagangan kita kurang laku karena para langganan nasibnya sama. Nnggak punya cukup uang… Negara sedang kacau artinya untuk sementara jangan mengharapkan banyak dari warung kita. Saya membeli kupon SDSB itu mempunyai tujuan baik. Dengan membeli kupon lotere itu kita masih punya “harapan" dapat uang. Siapa tahu kita dapat hadiah yang besar, agar kita nggak bertengkar dengan tetangga yang mempunyai tunggakan belanja di warung kita.
Bu Man Jamino, …menangis. Tetapi segera mengusap airmatanya karena mendapat ciuman kasih sayang dari suami tercinta.
Dewasa ini ketika perekonomian global cenderung menurun yang berimbas terhadap perekonomian nasional, wabah judi lebih dahsyat dibanding dengan 30 - 50 tahun yang lalu. Selain faktor ekonomi juga karena judi melalui online.
Menurut saya tugas mendesak atau tugas berat pemerintahan baru dibawah Presiden Prabowo Subianto adalah mengerem seminimal mungkin soal perjudian. Dimulai dengan memberantas judi online -- publik menduga ada oknum penguasa yang melindungi judi online-- dan selanjutnya menggalakkan pemberantasan korupsi. Dimulai dari kasus-kasus besar tanpa pandang bulu. Siapa pun pelakunya.
Kembalikan kepercayaan rakyat terhadap pemerintah melalui “kebijakan publik yang benar dan efektif", dan “jauhkan dari unsur populisme".
Hidupkan kembali…
Harapan Rakyat.
Selamat berjuang.
DR KH As'ad Said Ali
Pengamat sosial politik, Mustasyar PBNU periode 2022-2027, tinggal di Jakarta.