Wabah Corona, Pemprov: Pasar Tradisional Bisa Pindah ke Online
Pasar sebagai tempat berkumpulnya banyak orang diharapkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur bisa turut serta untuk mencegah penyebaran virus Covid-19.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, dengan masuknya kegiatan jual beli di pasar secara online, maka akan membantu untuk memutus rantai persebaran virus Covid-19.
“Kami tengah melihat apakah memungkinkan, jika aktivitas perdagangan di pasar-pasar tradisional khususnya di Jatim bisa menerapkan sistem belanja sayuran online? Karena ini salah satu cara untuk memutus Covid-19,” kata Khofifah, Jumat 17 April 2020 di Gedung Negara Grahadi, usai melakukan konferensi pers terkait percepatan penanagan Covid-19 di Jatim.
Menurutnya, sudah ada beberapa daerah yang sudah menerapkan sistem online untuk kegiatan jual beli di pasar tradisional. Seperti di Kabupaten Malang, Lumajang, Probolinggo hingga Jember.
Di daerah tersebut, pasar tradisional secara sistematis didata oleh BUMD atau pengelola pasar daerah tersebut, yang kemudian dibantu memasarkan produknya secara online.
Bagi Khofifah, sistem ini akan mengurangi interaksi langsung antara penjual dan pembeli, tetapi transaksi jual beli dan laju ekonomi tetap berjalan.
“Bagaimana ini bisa kita terapkan. Kita sedang mencocokan semuanya,” katanya.
Sementara itu, menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur Drajat Irawan, saat ini di empat daerah tersebut sudah ada 1.370 pedagang yang berpindah platform jual beli online. Mulai dari pasar-pasar online di WhatsApp grup, Facebook, dan lainnya. Meski begitu Drajat memahami masih banyak pedagang yang belum terakomodir.
“Di daerah itu, pedagang-pedagang tersebut nyetorkan data-data mereka. Mulai dari dagangan hingga pembayaran. kemudian mereka dibantu lewat online pemasarannya. Nah, kami akan coba di Pemprov bagaimana sistem online ini akan bekerja,” kata Drajat kepada Ngopibareng.id di Gedung Negara Grahadi.
Ia mengatakan, untuk daerah lain selain empat daerah tersebut, Disperindag Jatim akan mengkomunikasikan sistem online tersebut dengan Pemerintah Kota/Kabupaten lainnya, untuk mengakomodir para pedagang. Sehingga semua daerah di Jatim bisa sama-sama berkolaborasi untuk memutus rantai persebaran Covid-19, utamanya di pasar tradisional.