Wabah Corona, Ini Maskapai yang Menghentikan Penerbangan ke China
Maskapai penerbangan British Airways membatalkan seluruh penerbangan dari dan ke China untuk mencegah penyebaran virus corona. Hal serupa juga dilakukan Lion Air dan banyak maskapai lainnya.
Pengumuman British Airways mengikuti sikap Inggris yang mengimbau seluruh warganya untuk tidak bepergian ke China, jika tidak mendesak. British Airways yang beroperasi setiap hari menuju Shanghai dan Beijing dari Heathrow, mengumumkan penundaan penerbangan akan efektif per 31 Januari sambil melihat situasi selanjutnya.
"Kami meminta maaf pada penumpang atas ketidaknyamanan ini, namun keselamatan dan keamanan pelanggan dan kru kami selalu menjadi prioritas," tulis British Airways.
Maskapai lain, termasuk United Airlines, Air Canada, dan Cathay Pacific Airways, telah membatalkan penerbangan ke China.
Sebelumnya United Airlines telah membatalkan 24 penerbangan dari Amerika Serikat ke Beijing, Hong Kong dan Shanghai antara 1 dan 8 Februari karena penurunan permintaan yang tajam.
Cathay Pacific telah memotong penerbangan ke China sejak 30 Januari hingga akhir Maret, sedangkan Air Canada juga telah mengurangi jumlah penerbangan.
Lion Air di Indonesia berencana membatalkan penerbangan sejak Sabtu, menyebabkan batalnya penerbangan dengan rute ke 15 kota di China.
Ural Airlines di Rusia juga menghentikan sejumlah layanan wisata China ke Eropa, termasuk Paris dan Roma.
Sejumlah maskapai lain menggunakan tindakan pencegahan tertentu untuk mengurangi kemungkinan penularan virus. China Airlines milik Taiwan meminta penumpangnya membawa wadah minuman sendiri, sedangkan Singapura Airlines mengizinkan kru menggunakan masker di dalam pesawat.
Sementara jumlah terakhir korban meninggal di China mencapai 132 orang, kata Komisi Kesehatan China, pada Rabu. Sebanyak 5.974 orang kasus terkonfirmasi, 9.239 berstatus suspect, dan 16 kasus terkonfirmasi di negara lain di luar China dikutip dari BBC.
Ahli di China memperkirakan dibutuhkan sekitar 10 hari lagi bagi virus ini untuk mencapai puncaknya. Seperti Sars dan virus influenza, virus corona membawa risiko bagi kelompok lanjut usia dan mereka yang telah memiliki sakit tertentu.
Peningkatan jumlah yang tajam di awal penyebarannya disebut karena meningkatnya kewaspadaan, pengawasan dan pemeriksaan. Meski belum ditemukan obatnya, namun sejumlah pasien dinyatakan telah sembuh dari virus ini.