Visi Besar Er-Ji, Pertahankan Surabaya Jadi Kota Toleran
Kota Surabaya dikenal sebagai tempat yang menjunjung tinggi toleransi. Sejak dulu, warga hidup rukun berdampingan. Meski berbeda suku, agama, ras serta keyakinan. Pasangan Calon Eri Cahyadi dan Armuji (Erji) bertekad terus mempertahankan Kota Pahlawan sebagai rumah besar keberagaman.
Ikhtiar itu disampaikan Calon Walikota Surabaya Eri Cahyadi saat bertemu sejumlah tokoh agama di Hotel Novotel Samator, Rabu 2 Desember 2020. Dalam kegiatan yang bertajuk Surabaya Sejuta Toleransi, pria 43 tahun itu memaparkan mimpinya. Menjadikan Surabaya lebih hebat. Namun tetap menjunjung tinggi toleransi.
Eri menjelaskan, keberagaman di Surabaya sudah terlihat sebelum kemerdekaan. Tepatnya pada momen 10 Nopember. Seluruh warga ikut memanggul senjata. Berperang melawan penjajah. "Seluruh suku, agama, keyakinan bersatu mempertahankan Surabaya," jelasnya.
Toleransi itu tidak luntur dimakan zaman. Bahkan semakin kuat. Berlanjut hingga kini. Contoh persatuan antar warga itu terlihat ketika Eri masih menjabat sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko).
Kala itu, ada kelompok jemaah gereja yang tergerak ikut membantu pemkot. Turun tangan dalam program sosial, yakni membangun jamban untuk 800 rumah tinggal. "Ini wujud betapa indahnya kebersamaan," paparnya.
Kebersamaan itu menjadi modal besar bagi Surabaya. Warga saling membantu. Meski berbeda keyakinan dan suku. Karena kemanusiaan merupakan yang paling utama.
Eri mengatakan, toleransi bakal terus dikembangkan. Ke depan, pihaknya akan membuat sejumlah program untuk menumbuhkan kepedulian itu.
Pertama dengan membangun satu wadah. Beranggotakan seluruh pemuka agama. Serta organisasi kepemudaan. Kelompok itu menjadi garda terdepan. Menangkal benih perpecahan.
Contoh kecil ketika Surabaya dihadapkan pada isu radikalisme. Kelompok yang mengatasnamakan agama tertentu membuat teror. "Nah, sebelum ancaman itu muncul, tugas wadah pemuka agama itu ikut meredam radikalisme," jelasnya.
Kedua Eri memastikan seluruh warga mendapatkan pelayanan dan hak yang sama. Misalnya saja ketika mendirikan tempat ibadah. Pria asal Kawatan itu berjanji Proses perizinan akan dipermudah.
Yang tidak kalah penting yaitu saling membantu. Menurut Eri, perbedaan juga menjadi kekuatan. Bisa mengurangi angka kemiskinan. Dia mencontohkan ketika umat muslim mengeluarkan zakat ketika mendekati lebaran. Bantuan serupa diberikan agama lain. Dengan bantuan itu pemkot akan mendapatkan data pasti. Jumlah warga yang harus dibantu.
"Karena seluruh pemuka agama memberikan data warga yang dibantu. Pemkot bersama seluruh pemuka agama akan turun membantu," terangnya.
Dalam kegiatan itu dihadiri delapan pemuka agama. Serta penganut kepercayaan. Tokoh NU KH Dr. Muhibbin Zuhri menyampaikan, Surabaya memiliki ciri khas menjaga keberagaman. Dia berharap Eri mampu merawat itu. "Sehingga Surabaya semakin baik," terangnya.
Pandangan senada disampaikan tokoh Muhammadiyah, Imam Syaukhani. Menurut dia, toleransi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Surabaya. Potensi itu harus dikembangkan. "Kerukunan warga harus menjadi perhatian," paparnya.
Advertisement