Virus Varian Baru Corona asal Inggris Diduga Lebih Mematikan
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan jika varian baru virus Corona yang ditemukan di Inggris, diduga lebih mematikan. Meski menurutnya vaksin yang ada tetap efektif digunakan melawan varian ini.
"Kami mendapat informasi hari ini. Selain menyebar lebih cepat, ada sejumlah bukti jika varian baru yang ditemukan di London dan tenggara Inggris, mungkin berkaitan dengan meningkatnya angka kematian," katanya dalam sebuah jumpa pers, dikutip dari Al Jazeera, Sabtu 23 Januari 2021. Meski, ia menambahkan jika dua vaksin yang digunakan Inggris, tetap efektif melawan virus tersebut.
Penasehat Kepala Ilmiah Patrick Vallance menambahkan jika bukti tentang pengaruh virus dengan mortalitas "belum kuat", dan muncul dari "sejumlah informasi yang berbeda", sambil menekankan tentang ketidakpastian atas data itu. Ia menambahkan jika pasien dengan varian baru tersebut secara umum sering memiliki risiko lebih tinggi.
"Tak ada data nyata tentang peningkatan mortalitas di rumah sakit. Namun, ketika data antara yang positif dibandingkan, ada bukti risiko lebih tinggi pada mereka yang terpapar virus varian baru," katanya.
Laki-laki dengan usia di atas 60 tahun memiliki angka tinggi untuk meninggal. Namun pada pasien dengan varian virus baru prosentasenya meningkat, dari awalnya 14 persen menjadi 40 persen per 1.000 orang.
Namun, reporter Al Jazeera melaporkan, meski varian baru di Inggris lebih mematikan, ilmuwan lebih mengkhawatirkan varian baru yang ditemukan di Afrika Selatan dan Brazil. Varian itu disebut berpotensi mempengaruhi efektifitas vaksin yang kini sedang disebar secara global. "Mereka tahu jika virus asal Inggris bisa diobati, tetapi dua yang lain mungkin akan menjadi masalah," katanya.
Inggris sendiri kini mencatat lebih dari 3,5 juta kasus dengan sedikitnya 96 ribu orang meninggal. Inggris menjadi negara dengan jumlah pasien meninggal terbesar ke lima di dunia. (Alj)