Virus Inggris, Satgas Covid-19 Jatim Tingkatkan Tracing dan Tes
Satgas Penanganan Covid-19 Jawa Timur akan meningkatkan upaya tracing dan testing terhadap masyarakat yang memiliki kontak erat, atau riwayat bepergian di daerah zona merah (risiko tinggi penularan Covid-19).
Staf Rumpun Kuratif Satgas Penanganan Covid-19 Jatim, dr Makhyan Jibril Al-Farabi menyampaikan, upaya ini juga sebagai antisipasi terjadinya penularan dari ancaman mutasi virus yang datang dari Inggris. Meski hingga saat ini belum ada konfirmasi masuknya mutase virus ke Jatim.
Dia mengatakan, saat ini Institute of Tropical Desease (ITD) Universitas Airlangga telah melakukan pengujian sequencing terhadap sejumlah virus yang ditemukan di Jatim untuk mendeteksi mutasi tersebut. Apalagi, dikabarkan juga mutasi virus sudah masuk di Singapura yang jaraknya dekat dengan Indonesia.
“Karena itu, satgas akan meningkatkan upaya testing dan tracing,” ungkap Jibril, Rabu 30 Desember 2020.
Jibril mengatakan, saat ini sudah ada 86 labolatorium PCR yang mampu melakukan testing terhadap 9.072 spesimen. Namun, saat ini enam diantaranya belum bisa beroperasi sehingga testing hanya mampu dilakuakan kepada 5.697 spesimen per hari.
"Enam ini sebenarnya alatnya sudah ada. Sudah kami kirim sebelumnya. Tapi seperti biasa, kalau SDM dan ruangannya belum siap, belum bisa beroperasi," kata Jibril. "Kami akan maksimalkan yang ada."
Selain testing dengan metode PCR, Satgas Covid-19 Jatim juga akan memaksimalkan penerapan rapid test antigen. Baru-baru ini, Pemprov Jatim menerima bantuan 150 ribu rapid antigen dari BNPB.
"Kemarin sudah kami pakai sebagian untuk testing di penyeberangan dari Bali atau sebaliknya. Sebagian sudah kami distribusi ke Rumah Sakit Rujukan Covid-19. Untuk faskes lainnya sedang pembahasan," katanya.
Distribusi rapid test antigen itu, kata Jibril, akan diprioritaskan untuk tempat-tempat yang rawan. Terutama di penyeberangan dan sejumlah titik lain yang memang dianggap rawan penularan Covid-19.
Advertisement