Virus Eek Diduga Kebal Vaksin, Ini Penjelasan Prof Nidom
Mutasi baru virus corona, yakni Corona E484K alias varian 'Eek' yang sudah ada di Indonesia sejak Februari 2021 diduga akibat kebal vaksin.
Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin Profesor Nidom Foundation (PNF), Prof dr Chairul Anwar Nidom mengatakan, mutasi baru ini diduga kebal vaksin karena tergolong dalam escape mutant.
"Escape mutant ialah mutasi yang disebabkan oleh antibodi dalam diri pasien. Jadi, kalau ada kecurigaan dengan vaksin ini harus hati-hati," ujarnya, Selasa, 6 April 2021.
Nidom menambahkan, kecurigaan ini harus diteliti terlebih dahulu. Termasuk peneliti vaksin apa yang tepat dan efektif untuk semua mutasi virus Covid-19.
"Mungkin tidak semua vaksin kebal, untuk itu harus diselidiki terlebih dahulu mengenai hal ini," jelasnya.
Menurutnya, saat ini yang harus diperhatikan oleh pemerintah bukan hanya jumlah suntikan vaksin saja, tapi juga efisiensi vaksin terhadap virus. Ia menyarankan, masyarakat sebaiknya melakukan titer antibodi pasca vaksinasi Covid-19.
"Selama ini masyarakat setelah divaksin aman. Tidak seperti itu pemikirannya, karena macam-macam variasi virus. Jadi, masyarakat sebaiknya mengetahui hasil antibodi setelah vaksin," katanya.
Selain itu, tak lupa ia juga menyarankan, agar masyarakat senantiasa tetap melakukan protokol kesehatan meskipun usai vaksin.
"Setelah vaksin jangan melupakan prokes untuk menghindari virus berdasarkan hak asasi virus. Virus itu tidak dimatikan di dalam tubuh, tapi dibiarkan mati di luar," katanya.