Virus Corona Asal India ada di Jakarta, Tak Picu Gelombang Kedua?
Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan Tangerang Selatan menyebut menemukan varian virus Corona asal India. Varian ini ditemukan berasal dari penularan lokal. Namun para pakar pesimis jika virus asal India akan menjadi pemicu utama munculnya gelombang kedua di Indonesia. Ada penyebab lain yang lebih dominan menjadi penyebab munculnya gelombang kedua.
Transmisi Lokal Virus India di DKI Jakarta
Kepala Seksi Surveilan dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Ngabila Salama mengaku menemukan varian baru Covid-19 asal India, B.1.617 yang muncul dari hasil penularan lokal di wilayahnya. Pihaknya telah bergerak cepat untuk memvaksinasi warga satu RW di lingkungan tersebut serta menerapkan tracing massif untuk menghentikan penyebaran. "Sampel semua sudah kita kumpulkan dan kita sudah lakukan pemeriksaan lagi, dan juga dilakukan vaksinasi juga," kata Ngabila dilansir dari kompas.com.
Varian virus Corona asal India ada di Tangsel
Varian virus Corona asal India, B.1.617 juga ditemukan di Kelurahan Pondok Jagung, Kecamatan Serpong Utara, Tangerang Selatan pada awal pekan lalu.
Kedua pasien masih menjalani perawatan di bawah pengawasan Satas Covid-19 setempat. Dua warga diduga tertular varian virus asal India dari anak mereka yang tinggal di Jakarta.
Bahaya Virus Corona Asal India
Varian virus asal India B.1.617 disebut memiliki sejumlah perbedaan yang membuatnya lebih berbahaya dibanding varian lain. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan jika varian ini masuk dalam golongan yang harus diwaspadai atau variant of concern dari WHO.
Virus disebut lebih cepat menular, serta memiliki kemungkinan untuk melemahkan daya kerja vaksin.
Pesimis Virus India Sebabkan Gelombang Kedua
Namun, sejumlah pakar pesimis jika virus corona asal India akan menjadi penyebab utama munculnya gelombang kedua di Indonesia. Jika benar terjadi gelombang kedua, lebih disebabkan turunnya tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan, serta mobilitas yang tinggi seusai lebaran.
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny Hari B Harmadi dan Dosen Biologi Molekuler Fakultas Kedokteran Unika Soegijapranata Semarang, Sugeng Ibrahim, menyampaikan pandangan serupa. Tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan menjadi faktor utama penyebab terjadinya gelombang kedua.
Sugeng pun menyebutkan dua solusi yang bisa dilakukan pemerintah dan masyarakat Indonesia. Pertama menggunakan masker dengan baik dan berkualitas, jaga jarak, serta rutin mencuci tangan.
Berikutnya, pemerintah harus mempercepat proses vaksinasi Covid-19 sekaligus memperketat pengawasan distribusi vaksin dan alat kesehatan. "Jadi apapun strategi vaksinasi yang dilakukan pemerintah harus cepat, distribusi cepat, " tandasnya. (Kmp)