Virus B117 Masuk Indonesia, Prokes Kereta Api Tak Berubah
Kementerian Kesehatan mengumumkan varian virus corona asal Inggris B117, telah ditemukan di wilayah Indonesia. PT KAI Daop 8 mengaku masih menggunakan protokol kesehatan (prokes) yang ditetapkan pada Februari lalu, dengan kuota penumpang sebanyak 70 persen.
Pantauan Ngopibareng.id, penumpang kereta lokal KA Penataran mengalami peningkatan sejak beberapa pekan terakhir. Kompartemen dengan empat tempat duduk yang sebelumnya hanya diisi oleh dua penumpang, kini bertambah menjadi tiga penumpang.
Begitu pula kompartemen dengan enam tempat duduk, semula dua kursi dikosongkan, kini hanya satu kursi yang dikosongkan. Penumpang dalam satu gerbong kereta pun lebih banyak dibanding sebelumnya.
Manajer Humas PT KAI Daop 8 Lukman Arif menyebut jika pihaknya kini berpedoman pada Surat Edaran Kementerian Perhubungan Nomor 20 tahun 2021. Surat yang berlaku sejak 9 Februari 2021 itu menetapkan sejumlah protokol kesehatan untuk diterapkan oleh trasnportasi kereta api. Di antaranya pembatasan jumlah penumpang paling banyak 70 persen, sesuai dengan SE nomor 15 Tahun 2020. "70 persen dari total kapasitas. Ini sesuai dengan aturan pemerintah yang terbaru, SE Nomor 20 Tahun 2021," kata Lukman kepada Ngopibareng.id, Jumat 5 Maret 2021.
Kapasitas ini meningkat dibandingkan pada masa awal pasca Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan kuota maksimal sebanyak 50 persen penumpang, kemudian meningkat menjadi 65 persen.
Dalam SE bertahun 2021 itu juga dijelaskan sejumlah protokol kesehatan yang terbaru, di antaranya penggunaan tes Genose bagi penumpang kereta api antar kota. SE yang ditetapkan pada 9 Februari 2021 itu, hingga kini masih dijadikan rujukan, meski mutasi virus corona B117 telah ditemukan di Indonesia. “Kami mengacu itu,” imbuh Lukman.
Diketahui, varian virus corona B117, memiliki daya penularan 70 persen lebih tinggi dibanding virus Sars Cov2 yang ditemukan di Wuhan, China. Virus ini, menurut PM Inggris Boris Johnson, juga memiliki fatalitas lebih tinggi dibanding varian lainnya. Meski, vaksin yang telah didistribusikan saat ini, disebut bisa mengatasi varian baru itu.
Advertisement