Viral, Warga Pidie Rayakan Tradisi Perang Meriam saat Pandemi
Sejumlah warga Pidie, Aceh masih melestarikan tradisi perang meriam bambu. Pandemi corona atau Covid-19 tak menghalangi warga berkumpul demi perayaan tradisi yang disebut “Tet Karbet”. Suasana perang meriam tersebut direkam dan diunggah oleh akun Instagram @fakta.indo.
Video tersebut memperlihatkan sejumlah pria berpakaian hitam menyalakan meriam bambu dengan obor. Meriam bambu tertata rapi berjejer berwarna merah. Terlihat pula sekerumunan orang melihat tradisi itu.
Video tersebut sudah ditonton lebih dari 200.000 orang dan mendapatkan lebih dari 600 komentar. “Tradisi perang meriam bambu (Tet Bude Trieng dan Tet Karbet) sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Khususnya di Kecamatan Indrajaya dan Delima. Saat perang dimulai terdengar suara seperti bom. Mereka juga perang kembang api," demikian keterangan yang ditulis admin akun tersebut.
Perang meriam ini mendapat donasi dari masyarakat dan pemuda desa yang sukses merantau ke kota. Tak tanggung-tanggung, donasi 'bakar uang' itu mencapai puluhan juta rupiah. Sepanjang ruas Sigli-Garot dipadati kendaraan untuk melihat festival dan menyebabkan kemacetan panjang.
Sementara itu, komentar warganet pun beragam. Ada yang bernada candaan, seperti komentar @fanjiramadhan. “Kim Jong Un menangis melihat ini dengan emoji tertawa”.
Selain itu, terdapat pula yang tidak setuju dengan tradisi ini. Salah satunya akun bernama @ekidianpermaan_real. Dia menuliskan, “Donasinya bisa sampai puluhan juta tiap tahun cuma utuk hal seperti itu, faedahnya apa yaa? Suka heran sama yang beginian. Emang sih itu tradisi tapi kan gak wajib”.
Terakhir, ada yang mengkhawatirkan warga yang positif covid-19. Akun pengguna @khusnil_hudi menanggapi, “Gak taunya ada yang positif corona”.
Sementara itu, sebelumnya juga ada viral video terkait petasan. Yakni seorang pemuda meletakkan petasan di tengah jalan raya. Video ini disaksikan lebih dari 300.000 pasang mata.
Sedangkan video beberapa pemuda dimarahi oleh emak-emak akibat sampah petasan ditonton oleh lebih dari 155.000 orang.
Advertisement