Video Syekh Fadhil Jailani dan Banser Aksi Tarian Waliyullah
Satu video memperlihatkan Syekh M Fadhil Jailani Hasani bersuka-ria, menari bersama para anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser). Cucu ke-25 Syekh Abdul Qadir Jailani, pendiri aliran Tarekat Qadiriyah yang sangat populer di dunia Islam, termasuk di Indonesia.
Video tersebut beredar secara luas melalu media sosial, WhashApp dan sekaligus diunggap di youtube, Selasa 8 Oktober 2019.
Syekh M Fadhil Jailani Hasani dari Turki mendapat hadiah jaket Banser.
"Terima kasih dapat baju penghormatan. Baju kebesaran dunia dan akhirat," katanya dalam bahasa Arab yang diartikan oleh KH Nur Kholis Maulani. Ia berkata seperti itu sambil memegang jaket Banser.
Syekh Fadhil menyampaikan, saat diundang pertemuan PCINU di Istanbul Turki juga ikut hadir. Termasuk hadir saat diundang menjadi pembicara PCINU Maroko, pengajian PCINU di Kairo, Mesir.
"Di mana pun ada pengajian NU, saya siap hadir," terangnya di hadapan ribuan Nahdliyin.
Dalam catatan ngopibareng.id, Syekh Fadhil pernah menerima jaket kebanggaan kader muda Nahdlatul Ulama (NU) it saat menghadiri kegiatan yang digelar Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Kecamatan Balen di Lapangan Desa Margomulyo, Bojonegoro, pada Senin 12 Maret 2018 malam.
Pada kegiatan yang bertajuk Manaqib Kubro Syekh Abdul Qadir Jailani itu, Syekh Fadhil mengaku bangga kepada NU dan Banser.
Jaket Banser NU langsung dikenakan Syekh Fadhil di atas panggung setelah diberikan oleh Wakil Satuan Koordinator Cabang Banser NU Kabupaten Bojonegoro, Khoirudin Al-Jumadi. Momentum itu sembari diiringi lagu Ya Lal Wathan.
Syekh Muhammad Fadhil Jailani al-Hasani, lahir di desa Jimzarok tahun 1954 M, di Provinsi Qurtalan Timur, Turki dan saat ini tinggal di Istambul (Ibu Kota turki). Dia tumbuh dalam asuham kakeknya Assayid Assyarif al-Quthb al-Kamil Syekh Muhammad Siidiq Jailani al-Hasani, dan ayahandanya Assayid Assyarif Allamah Syekh Muhammad Faiq Jailani al-Hasani.
Dia dibawa oleh kakeknya ke sebuah desa, Desa Tilan yang terkenal dengan para ulama-ulama dan pembesar sadah Jailaniah saat ia berusia 2 tahun. Dia pun diasuh kakeknya sampai usia 13 tahun. Dari kakeknya-lah yang mengirim Syekh Fadhil ke kota Madinah al-Munawaroh. Dan pada umur tersebut, dia kembali ke kota Jimzarok
Di kota kelahirannya itu, Syekh Fadhil memulai penilitiannya terkait karya-karya Syekh Abdul Qodir al Jailani pada 1978 M dan pada beberapa kota-kota lain sampai 2002 M. Dan sampai saat ini Syekh Fadhil terus mencari dan meneliti karya Syekh Abdul Qadir al Jailani.
Syekh Fadhil telah berkunjung ke 50 perpustakaan resmi dan puluhan perpustakaan lainnya di lebih dari 20 negara, dan terus berkunjung ke negara-negara tesebut lebih dari 20 kali. Hingga kini, Syekh Fadhil telah menemukan 17 kitab dan 6 manuskrip (termasuk Kitab Tafsir Jailaniyah) dan men-syarah-nya dengan menghasilkan sekitar 9752 lembar selain tafsir dan karya lain yang hilang yang tidak ditemukan di dunia ini selain dari usahanya.