Video Viral Emak-emak Marah, Psikolog: Itu Ekspresi Wajar
Beberapa hari ini dunia media sosial dihebohkan dengan video viral yang merekam beberapa orang marah-marah, terhadap petugas kepolisian yang meminta mereka memutar balik kendaraan, selama masa larangan mudik berlangsung.
Fenomena ini, menurut Dosen Psikologi Universitas Airlangga (Unair), Ilham Nur Alfian, dilihat dari perspektif psikologi, disebut sebagai perwujudan dari frustasi agresi. "Orang yang agresi atau marah-marah biasanya didasari karena frustasi. Frustasi karena mengalami bloking atau terhambat untuk melakukan yang mereka inginkan. Dalam hal ini ingin mudik atau pergi ke tempat wisata," ujar Ilham, Senin, 17 Mei 2021.
Ketua Himpunan Psikolog Indonesia (HIPMSI) Jawa Timur ini mengatakan, ekspresi paling wajar ketika seseorang tersebut tidak mencapai keinginannya ialah agresi, yaitu perilaku yang bisa meyebabkan kerusakan fisik atau mental.
Sasaran agresi ini, ujar Ilham biasanya memang ditujukan untuk orang yang dirasa menghambat mereka. Dalam hal ini aparat negara yang memang bertugas. "Prinsipnya untuk menghindari agresi ini ialah pengalaman ada karakteristik. Sejak awal harus dibiasakan menanggapi sesuatu hal dengan positif. Mereka yang bisa memanajemen emosi secara bagus jarang menunjukan agresi. Respon mereka akan positif walau dalam keadaan terdesak," jelasnya.
Di sisi lain, ia juga menyoroti fenomena berulang di media sosial. Saat video viral tersebut sudah dikecam banyak pihak, permintaan maaf akan dilontarkan oleh pihak yang viral. "Fenomena ini terjadi karena selama ini begitu mudah dimaafkan. Hal ini dijadikan role model bahwa apa yang dilakukan bisa dengan mudah dimaafkan dan dilupakan," imbuhnya.
Ia pun menyarankan, agar fenomena ini tidak terulang kembali. Harus ada prosedur atau aturan yang jelas, agar rasionalisasi di kalangan masyarakat juga jelas.
"Kedua menghadapi orang yang mudah menunjukan agresi tidak perlu di respon berlebihan," tutupnya.