Viral Usulan Melayu jadi Bahasa Asean, Netizen Ributkan Susanti
Topik soal Bahasa Melayu menjadi bahasa resmi Asean banyak dibicarakan netizen. Terbaru, warganet meminta agar karakter Susanti dalam Upin & Ipin dikembalikan ke Indonesia. Komentar tersebut menjadi bentuk protes atas unggahan netizen terkait Bahasa Melayu menjadi bahasa resmi Asean.
Wacana PM Malaysia
Sebelum netizen geger soal Susanti, wacana bahasa resmi di Asean dilontarkan oleh PM Malaysia, Ismail Sabri Yaakob di depan Majelis Tinggi di Malaysia, pada 23 Maret 2022 lalu. Sikap Ismail keluar merespon pertanyaan terkait strategi untuk mengangkat Bahasa Melayu menjadi bahasa internasional.
"Saya akan berdiskusi dengan Pimpinan Asean lainnya, terutama negara yang sudah menggunakan Bahasa Melayu. Saya akan berdiskusi tentang menjadikan Bahasa Melayu sebagai bahasa kedua di Asean," kata Isamil Sabri, dikutip dari Kontan, Jumat 8 April 2022.
Dalam forum yang sama, Ismail juga mengklaim jika Bahasa Melayu sudah digunakan di beberapa negara, di antaranya Malaysia, Indonesia, Brunai, Singapura, Thailand Selatan, Filipina Selatan, dan sebagian Kamboja.
Penolakan Menteri Nadiem
Wacana tersebut mendapat penolakan dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim. Jika ada bahasa pengantar di Asean, menurutnya Bahasa Indonesia lebih layak digunakan, dengan mempertimbangkan aspek sejarah, hukum, dan linguistik.
"Dengan semua keunggulan yang dimiliki, serta bagaimana bahasa Indonesia telah menjadi bahasa yang diakui secara internasional, sudah selayaknya bahasa Indonesia duduk di posisi terdepan, dan jika memungkinkan menjadi bahasa pengantar untuk pertemuan-pertemuan resmi ASEAN,” kata Nadiem dalam keterangan resminya, dikutip dari Kompas, Jumat 8 April 2022.
Dalam keterangan yang sama, Nadiem menyebut jika Bahasa Indonesia telah tersebar hingga 47 negara di dunia. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia untuk penutur asing bahkan telah diselenggarakan oleh 428 lembaga, di seluruh dunia.
Tak cukup di situ, mata kuliah Bahasa Indonesia juga telah diajarkan di sejumlah kampus kelas dunia di Eropa, Amerika Serikat, Australia, dan sejumlah kampus di Asia.
"Saya sebagai Mendikbud Ristek, tentu menolak usulan tersebut. Namun, karena ada keinginan negara sahabat kita mengajukan bahasa Melayu sebagai bahasa resmi ASEAN, tentu keinginan tersebut perlu dikaji dan dibahas lebih lanjut di tataran regional," lanjutnya.
Netizen Ribut Susanti
Wacana Bahasa Melayu yang dilempar oleh PM Malaysia, juga jadi topik obrolan di Twitter. Netizen tampak geger merespons unggahan akun yang menggunakan Bahasa Malaysia. Dalam unggahannya, ia meminta agar penduduk Indonesia yang menolak ide PM Sabri, berhenti melihat tayangan Upin & Ipin.
Status yang disebut pemiliknya sebagai lelucon itu, kemudian ditanggapi beragam oleh netizen. Di antaranya dengan meminta agar karakter Susanti, dalam Upin & Ipin dipulangkan ke Jakarta.
"Ok. Minta tolong juga pulangkan Susanti kembali ke Indonesia," kata akun @dadan***.
Netizen lain mengingatkan agar si pengunggah status berhenti ikut acara entertainment dangdut di Indonesia. "Awas lu ikut dangdut Academy Asia," cuit akun @annisa***.
Diketahui, Susanti adalah satu karakter dalam film animasi Upin & Ipin. Dikisahkan Susanti berusia 5 tahun, dan baru saja pindah dari Jakarta, ke Kampung Durian Runtuh, Malaysia.
Karakter lain dalam film Upin & Ipin pun mengenal Susanti sebagai teman di TK Kasih Sayang dengan logat bahasa yang berbeda. Namun Upin, Ipin, Mail, dan juga Mei-mei semua berteman baik dan bermain dengan ceria bersama Susanti, dikutip dari CNN Indonesia.
"Kalau ingin pulangkan Susanti, harus dengan persetujuan yang bersangkutan. Soalnya dia pindah ke Malaysia dengan keinginan sendiri," kata akun @intan** sambil menggunakan emoji menangis.
Kalau indonesian takmo guna bahasa melayu sebagai bahasa rasmi ASEAN ni senang je. Jangan tengok upin ipin lagi dah ok?
— spring snow 🌼 (@erdina_nadya) April 7, 2022
Advertisement