Viral Uang Jaket BEM Unair Ditilep, Ini Kata Pres BEM Unair
Kasus dugaan penggelapan uang jaket BEM Unair terus berjalan di media sosial. Sejumlah pihak yang tersebut namanya, memilih memberikan pernyataan lewat media sosialnya. Seperti yang dilakukan Widhi, sosok yang disebut membawa uang jaket BEM Unair senilai Rp 20 juta. Selain itu, Presiden BEM Unair dan Irjen BEM Unair menyatakan hal berbeda dibandingkan kesaksikan Alak di Instagramnya.
Pihak Mitra Jaket Meminta Maaf
Pada Jumat, 18 Juni 2021 Widhi selaku vendor mengunggah video klarifikasi berdurasi 11 menit 45 detik di akun Instagram pribadinya @widhiarif13. Duduk dan mengenakan kaos berkerah abu-abu Widhi menyampaikan sejumlah poin penting.
Di antaranya permohonan maaf Widhi Arif terhadap pengurus BEM Unair lantaran kegaduhan jaket BEM Unair tersebut.
"Saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada seluruh pengurus BEM 2021 dan pihak yang disangkut pautkan. Terjadinya kegaduhan murni tindakan saya pribadi, tidak ada keterlibatan pihak mana pun. Murni kelalaian saya sebagai pihak vendor”," katanya dalam video di Instagramnya.
Widhi lantas menjelaskan kronologi terjadinya kegaduhan dalam proses pengadaan produksi jaket BEM Unair. Menurutnya ia sering terlibat dalam pengadaan jaket bagi banyak pihak, termasuk organisasi kampus, jurusan hingga universitas.
Ketika mendengar BEM Unair membuka tender untuk produksi jaket, Widhi lantas menghubungi Alak selaku Menteri Ekonomi Kreatif BEM Unair 2021, dan mengajak Alak bertemu membahas soal jaket BEM Unair.
MoU Jaket BEM Unair
Widhi menjelaskan, pertemuannya dengan Alak terwujud dalam MoU pemesanan jaket BEM Unair setelah melakukan pertemuan sebanyak empat kali.
Pertamuan pertama, keduanya membahas tentang skema dan teknis pemilihan vendor yang dilakukan dengan open tender dan telah melibatkan ketiga vendor lain. Saat itu Widhi menyinggung agar bisa diberi kesempatan untuk memproduksi jaket BEM itu.
Pertemuan kedua, terdapat pembahasan tentang penawaran produksi jaket hingga disepakati harga per jaket dibanderol Rp 190 ribu dengan bahan jaket agatadrill, ada printing bordir, serta bonus berupa sticker dan toote bag.
Lebih lanjut, pada pertemuan ketiga topik yang didiskusikan adalah finalisasi komponen jaket BEM Unair, hingga penandatangan Memorandum of Understanding (MOU) dengan Kementerian Ekonomi Kreatif Unair.
Terakhir, pertemuan keempat membahas penyesuaian MOU. Widhi dan Alak sudah membuat kesepakatan dan komitmen baik secara tertulis dan tidak tertulis perihal kesepakatan memproduksi jaket agar tercapai dengan baik.
Setelah itu Alak mentransfer uang Rp 3 juta pada 19 maret 2021 serta Rp 17. 540 juta pada awal April 2021. Sehingga total uang yang diterima Widhi Rp 20.540 juta sesuai MOU.
Akui Lalai dalam Pengadaan Jaket BEM Unair
Setelah menerima uang tersebut, Widhi mengaku lalai dengan melakukan kesalahan. Widhi menyebut dirinya tidak bisa membedakan kepentingan pribadi dengan kepentingan bisnis yang menyangkut kepentingan publik.
Widhi menggunakan uang produksi jaket BEM Unair untuk membantu keluarganya serta menepis adanya niat menilep uang jaket.
“Dalam hal ini saya tegaskan tidak ada niatan untuk menggelapkan dana atau melakukan penipuan. Murni kelalaian saya yang kurang mampu membedakan kepentingan bisnis dan pribadi. Kembali saya tegaskan saya tidak ada niat menggelapkan dana dan penipuan,” akunya.
Widhi menambahkan, dirinya saat itu juga masih sering berkomunikasi dengan Alak. Mereka membahas banyak hal. Seperti data terkait pembuatan jaket serta desainnya. “Saya sering koordinasi dengan Alak. Kami membahas banyak hal, data dari Unair yang akan diproduksi serta desain dana tersebut. Pada saat itu saya masih ingat betul, Alak kesusahan mengkoordinir data dari temen-teman BEM Unair dan desainnya,” katanya.
Minta Mediasi Dirmawa Unair
Dalam video itu Widhi juga menjelaskan alasan dirinya tidak bisa dihubungi. Saat itu Widhi dalam kondisi fisik dan psikis yang kurang baik. Widhi pun kembali melontarkan permintaan maafnya atas kegaduhan yang terjadi.
Widhi sendiri berkomitmen bertanggung jawab dengan mengganti semua uang yang sudah diterimanya. Dia lalu meminta dimediasi oleh Direktur Kemahasiswaan Unair dengan Alak agar kasus mereka bisa diselesaikan secara kekeluargaan.
“Insyaallah saya siap bertanggung jawab mengganti uang yang saya terima. Saya mohon kepada yang terhormat bapak Direktur Kemahasiswaan Unair melakukan mediasi antara saya dengan Alak agar masalah ini bisa terselesaikan secara kekeluargaan,” ucapnya.
Widhi kembali memohon maaf serta berjanji menjadikan masalah yang dihadapinya sebagai pembelajaran. Sehingga, kasus yang sama tidak terulang kembali di kemudian hari.
Irjen BEM Unair Sangkal Tuduhan
Sementara, dilansir dari LPM Mercusuar Unair, Zinedine Reza, Inspektorat Jenderal (Irjen) BEM Unair menyangkal dirinya merekomendasikan Widhi Arif sebagai vendor jaket kepada Alak. Zined menegaskan dia tidak terlihat dalam penentuan vendor.
“Aku bisa memastikan kalau dalam proses penentuan vendor itu aku sama sekali nggak merekomendasikan.Ketika Alak menanyakan hubunganku dengan Widhi dan kemudian dia ngomong kalau aku merekomendasikan dia, padahal waktu itu kami cuman ketemu, membahas beberapa detail kecil,” katanya.
Zined menambahkan, dia lalu menjawab pertanyaan-pertanyaan Alak terkait Widhi agar bisa dijadilan pembanding dalam menentukan keputusan. “Dia nanya biasa yo aku jawab biasa. Bukan dalam konteks wong iki menurut rekomendasine sampeyan koyok opo? Konteksnya pada saat itu bukan seperti itu, tapi lebih ke ‘emangnya Widhi ini orangnya yaapa mas?’ Lagipula Alak sendiri yang menentukan keputusannya,” imbuhnya.
Irjen BEM Unair Tak Tahu soal MoU
Sementara, sebelumnya Alak sempat menemui Zinedine untuk menanyakan perihal Widhi. Antara lain seperti apakah Zinedine mengenal Widhi, selain itu sejumlah pertanyaan umum. Zinedine lantas mengatakan dia mengenal Widhi saat Widhi menjabat sebagai Koordinator Lapangan Amerta, Amerta merupakan sebuah event yang secara kultural maupun legal diadakan tahunan oleh BEM Unair untuk menyambut mahasiswa baru.
Alak kemudian menceritakan kepada Zinedine jika Widhi mengajak Alak bertemu. Tujuannya membahas perihal vendor jaket BEM Unair. Setelah itu, Zinedine tidak berkomunikasi lagi dengan Alak. Zinedine lalu menegaskan dirinya tidak mengikuti perkembangan sebelum hingga setelah adanya MOU.
Tanpa sepengetahuan Zinedine, ternyata saat itu sudah terjadi kesepakatan MOU antara Alak dengan Widhi tentang pengadaan jaket BEM Unair. Zinedine kembali dihubungi Alak ketika Widhi susah dihubungi. Zinedine lantas menanyakan kapan terakhir kali Widhi menghubungi Alak dan bagaimana responsnya dalam menjawab pesan Alak.
Irjen BEM Unair Tak Mengenal Widhi
Lantaran dituduh terlibat dalam kasus penggelapan dana dan penipuan yang dilakukan Widhi, Zinedine memaparkan dia tidak mengetahui riwayat Widhi saat menjalankan. Selama ini Zinedine hanya mendengar testimoni dari orang lain.
Dalam mendukung ucapannya itu Zinedine memiliki buktinya sendiri. Bukti ini nantinya akan disampaikan ketika ada pembahasan internal BEM.
“Bukti-bukti itu akan aku sampaikan di pembahasan internal BEM dulu karena ingin menjaga nama baik pihak-pihak terkait. Akan kurang bijak jika aku secara tergesa menyampaikan di ruang publik. Akhirnya nanti malah saling tuding dan tidak selesai-selesai”.
Presiden BEM Unair Ikut Bersuara
Kasus penggelapan dana dan penipuan itu mencatut nama Presiden BEM Unair, Muhamad Abdul Chaq. Dalam video Alak, ia menyebut dugaan adanya persekongkolan antara Irjen BEM Unair dan Pres BEM Unair terkait ditunjuknya Widhi sebagai rekanan pengadaan jaket BEM Unair.
Meski mengaku berteman baik dengan Widhi, Presiden BEM Unair ini menyebut bisa membedakan hubungan pertemanannya dengan urusan profesional dalam pengadaan jaket BEM Unair.
“Ini pure awalnya adalah permasalahan internal. Di internal belum beres langsung dialihkan ke publik. Padahal kita ada mekanisme penyelesaian setiap permasalahan di internal terlebih dulu,” katanya dikutip dari laman LPM Mercusuar Unair.
Chaq juga menjelaskan alasan dirinya tidak bisa hadir dalam forum yang digelar Dewan legislatif (DLM) untuk meminta klarifikasi dia. Saat itu Chaq belum bisa hadir lantaran dia berada di Jakarta.
Chaq pun menyatakan dia mengenal Widhi namun tidak secara akrab. “Berteman iya, akrab banget nggak. Dan meskipun berteman, dalam konteks masalah ini harusnya bisa dibedakan mana wilayah personal dan profesional,” bebernya.
Pengadaan Jaket BEM Unair Dibawa ke Polisi
Saat ini, kasus jaket BEM Unair itu sudah dilaporkan Alak ke Polrestabes Surabaya. Statusnya masih dalam tahap pengumpulan bukti untuk keperluan proses yang lebih mendalam. Jalur hukum yang ditempuh ini menjadi pertanggungjawabannya agar uang mahasiswa yang dibawa kabur vendor dapat kembali.
“Masih tahap pengumpulan bukti sehingga bukti laporan belum bisa ditunjukkan kepada publik. Untuk langkah selanjutnya yang saya lakukan yang pasti adalah langkah-langkah terbaik untuk kepentingan dan kemaslahatan bersama,” kata Alak.
Hingga berita ini dinaikkan baik Alak dan Abdul Chaq belum menanggapi permintaan wawancara Ngopibareng.id.