VIRAL: Tobat Naik Lion Air, karena Tak Kebagian Kursi
Menjelang Lebaran, baru-baru ini viral sebuah kisah seorang pria bersama keluarganya. Kisahnya yang ingin tobat tapi bukan karena dosa melainkan tobat untuk naik maskapai penerbangan Lion Air.
Viralnya kisah pria yang bernama M Chozin Amirullah ini, setelah menceritakan pengalamannya yang tidak mengenakan dengan Lion Air pada 2 Juni kemarin. Bagaimana tidak, ia bersama keluarga yang ingin mudik harus tertahan karena tidak mendapatkan tempat duduk, padahal sudah membeli tiket.
Menurutnya, ia telah memesan tiket dari jauh-jauh hari untuk pulang ke kampung halaman istri di Bangka. Namun, saat datang ke bandara Soekarno Hatta di hari pemberangkatan, di counter check-in, ia mendapatkan kabar tak enak. Pasalnya, bangku di penerbangan jam keberangkatannya habis terjual sehingga ia tidak mendapatkan bangku.
"Alangkah terkejutnya saya, saat data saya diinput, petugas mengatakan bahwa saya tidak bisa check-in karena kursi sudah terisi penuh. Petugas menanyakan kepada saya, "Bapak tidak check-in online ya?". Saya pun nanya balik, "memang ada aturan baru harus check-in online ya? Setahu saya check-in online hanya salah satu opsi saja. Selain online khan bisa check-in langsung di counter asal waktunya masih cukup. Dan waktu saya masih sangat cukup. Tetapi petugas tersebut memberikan penjelasan bahwa dirinya sudah tidak bisa diinput karena kursi sudah terisi," tulisnya, Senin 3 Juni 2019.
Tak terima dengan alasan tersebut, maka ia pun melayangkan protes dan meminta bertemu dengan manajer. Tapi protesnya sia-sia, petugas counter justru menyuruhnya untuk datang ke bagian costumer service yang antrenya sangat panjang.
"Saya menolak! Saya sampaikan, "Mas, lihat! Counter customer service antreannya panjang begitu. Kalau saya ke sana sekarang, saya harus melalui antrean panjang lagi. Begitu sampai dapat giliran di counter pasti mereka akan bilang kalau saya terlambat dan sekarang pesawat sudah boarding. Saya bertahan. Saya sampaikan bahwa saya akan ke customer service dengan catatan diantar langsung untuk ketemu dengan manajemen," tegasnya.
Setelah di costumer service ia pun tak mendapatkan penjelasan yang masuk akal, justru tidak sinkron dengan petugas check in.
"Setelah lama ngantre, saya bertemu dengan petugas customer service bernama Riska Devianty. Dan.... benar. Mbak-nya menjawab persis dengan yang saya duga: tidak bisa membantu, tiket saya hangus, tidak ada alternatif pengganti penerbangan, dengan alasan saya terlambat boarding."
"Btw, ada statemen yang tidak konsisten dipakai oleh satu counter dengan counter lainnya: di counter 26 ditolak dengan alasan kursinya sudah penuh diisi orang lain, sementara di counter customer service dikatakan kursinya masih kosong (tetapi karena terlambat check-in jadi tidak bisa masuk). Duh....!"
Dengan semua pengalaman buruk ini, maka ia tidak menyalahkan siapapun dan justru menyalahkan dirinya sendiri. Pasalnya, pelayanan Lion Air memang sudah terkenal buruk sejak dulu tapi ia masih saja nekat untuk memakai maskapai tersebut.
"Lion Air salah? Yang kuasa tak pernah salah bukan? Yang salah saya, kenapa masih mau terbang dengan Lion Air. Semoga saya bisa segera bertaubat, dan menempuh jalan penerbangan yang diridhoi Tuhan. Selesai," tutupnya.
Di laman Facebook pribadinya, Chozin Amirullah menulis bekerja sebagai Staf Khusus Gubernur Anies Basweda di Pemprov DKI Jakarta. Dia sebelumnya juga menjabat sebagai Staf Khusus Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Belum ada keterangan resmi soal ini dari manajemen Lion Air.