Viral, Suami Lempar Istri Piring Berisi Makanan Depan Anak
Seorang pria berbaju abu-abu bercelana pendek tampak mengamuk. Di depannya terlihat seorang perempuan yang diduga sebagai istrinya duduk beralaskan karpet hijau. Di sampingnya ada seorang anak perempuan berbaju merah bersembunyi di lengan sang ibu. Di karpet tersebut tampak sebuah alat penanak nasi berwarna putih, serta sebuah nampan besi berisi empat piring makanan.
Pria yang diduga sebagai sang suami itu menendang penanak nasi berwarna putih yang ada di hadapannya. Tak lama, dia mengambil nampan tersebut dan melemparkan ke perempuan tadi. Akibatnya terlihat beberapa pecahan piring berserakan.
Setelah kejadian itu, anak perempuan itu melihat ke arah pria itu seraya merapikan rambutnya. Aksi pria itu terekam kamera dan viral. Salah satunya setelah diunggah ulang akun @hermans_cepoe di Twitter. Sayangnya dalam video tersebut tidak tercantum informasi lokasi dan kapan video itu diambil.
Dalam video itu dia menulis caption dengan memperingatkan para perempuan agar berhati-hati. Terutama dalam memilih pasangan. “Buat kaum Hawa, berhati-hatilah memilih pasangan hidup. Jangan karena ganteng atau kaya harta, tapi lebih lihat pribadinya,” tulisnya.
Warganet Salahkan Pria
Unggahan tersebut ramai menjadi sorotan warganet. Komentar netizen pun beragam. Salah satunya akun @nofoxxx yang menyalahkan pihak pria. “Udah ada kasus gini perempuan yang harus hati-hati, lakinya tuh harus dinasehatin agar jadi manusia bener. Biar ga jadi setan dan nyelakain wanita,” cuitnya.
Senada dengan akun di atas, pengguna bernama @menujuxxx berkomentar serupa. “Perempuan terus yang dituntut macem-macem, lakinya harus disuruh ngontrol diri dong,” celetuknya.
Terakhir, netizen mengingatkan dampak kekerasan rumah tangga ke anak.
“Anak yang jadi korban KDRT nggak akan pernah tumbuh dewasa. Waktu baginya hanya akan berlalu, tapi dia akan hidup terperangkap sendiri dalam bayang-bayang menyakitkan itu,” timpal @Heicallxxx.
Dampak Anak Korban KDRT
Melansir dosenpsikologi.com ada beberapa dampak yang diterima anak korban KDRT. Salah satunya gangguan PTSD. Setelah mengalami suatu hal yang traumatis, anak dapat mengalami gangguan stres pascatrauma atau post traumatic stress disorder (PTSD).
Trauma ini diawali dengan rasa takut yang berlebihan dan berlangsung cukup lama. Rasa trauma ini memiliki pengaruh pada kepribadiannya hingga ia dewasa karena cukup sulit dihilangkan. Terlebih jika dia tidak mendapat penanganan yang tepat.
Dampak lainnya adalah merusak fungsi otak. Kondisi otak di usia anak masih fleksibel sebab ia belum banyak menggunakan fungsi otaknya secara penuh. Dia baru pada hal-hal sederhana. Anak yang memiliki pengalaman mendapat kekerasan akan memfokuskan fungsi otaknya untuk bertahan dan merespons kekerasan yang ia rasakan. Pada bagian limbik dan korteks yang menjadi tempat pengaturan emosi serta pikiran menjadi lemah.
Selain itu, anak yang mengalami KDRT dalam bentuk kekerasan seksual dapat mengakibatkan masalah seksual. Di satu sisi, anak dapat kesulitan untuk melakukan hubungan seksual saat ia dewasa karena terbayang perasaan negatif ketika kecil. Di sisi lain, anak mungkin justru merasakan kekerasan tersebut adalah bentuk pemuasan diri karena belum memahami apa yang sebenarnya terjadi.
Terakhir, KDRT dalam suatu keluarga dapat memunculkan rasa malu pada anak dan penurunan tingkat percaya diri. Ia merasa malu dan ingin selalu menutup diri dari lingkungan sosial.