Viral, Rombongan Pengantar Jenazah Lewati Tenda Pesta Pernikahan
Sebuah video yang merekam kejadian langka viral di media-media sosial. Yakni video rombongan pengantar jenazah melewati tenda pesta pernikahan. Insiden ini terpaksa terjadi karena jalan terdekat menuju makam melalui tenda hajatan tersebut.
Dilihat ngopibareng.id pada akun TikTok @merpati_wedding yang diposting 3 hari lalu, tampak pesta pernikahan tersebut digelar di halaman rumah. Tapi, tenda resepsi melebar hingga jalanan.
Nah, video itu selanjutnya merekam serombongan orang tengah menggotong keranda jenazah lewat. Video keranda jenazah melintasi sebuah tenda pernikahan di Mojokerto itu pun menjadi viral di medsos.
Sampai siang ini, video tersebut sudah disukai 143,7 ribu kali, dibagikan 252 kali, serta menuai 726 komentar dari warganet.
Dalam video jenazah dibawa menggunakan kereta dorong melalui tengah-tengah tenda resepsi pernikaha. Para pelayat mengiringi jenazah juga melauli jalan yang sama. Nampak barisan meja dan kursi para tamu di kanan dan kiri jalan yang dilalui para pelayat.
Di dalam tenda pernikahan yang cukup mewah ini masih lengkap kursi pelaminan dengan berbagai dekorasinya. Namun, kedua pengantin tidak duduk di kursi tersebut saat jenazah lewat. Nampak sejumlah keluarga pengantin berdiri di samping jalan untuk menghormati jenazah yang lewat.
"Setelah temu pengantin ada kabar duka dari tetangga. Karena ini jalan satu-satunya, terpaksa jenazah harus melewati tenda pernikahan yang masih banyak tamu," tulis akun TikTok @merpati_wedding yang dikutip ngopibareng.id, Rabu 12 Oktober 2022.
Saat dikonfirmasi pemilik akun @merpati_wedding menjelaskan insiden keranda jenazah melalui tenda pernikahan itu terjadi pada Sabtu 8 Oktober 2022. Hajatan pernikahan itu berlangsung di rumah Sunariyadi, warga Dusun Tumapel, Desa Jolotundo, Jetis, Kabupaten Mojokerto.
"Pas kejadian beliau (Sunariyadi) sudah menawarkan membiayai akomodasi mobil jenazah, tapi pihak keluarga duka menolak. Beliau juga mengizinkan kalau memang lewat jalan di dalam tenda resepsi," jelasnya.
Memet dipercaya menangani hiburan campursari di hajatan pernikahan anak Sunariyadi. Menurutnya, kabar duka dari tetangga dekat Sunariyadi diumumkan sekitar pukul 10.30 WIB. Jalan terdekat menuju ke makam Dusun Tumapel hanya melalui tenda resepsi pernikahan di depan rumah Sunariyadi.
"Kalau lewat jalan lain lebih jauh sekitar 5-6 Km. Kondisi tenda memang menutup jalan," ujarnya.
Menurut Memet, ketika menerima kabar duka dari tetangga dekatnya, Sunariyadi sempat menawarkan kepada keluarga yang berduka untuk menyewakan mobil jenazah. Harapannya jenazah bisa dibawa ke makam melalui jalan lain. Namun, tawaran tersebut ditolak.
"Tapi pihak keluarga yang berduka, tokoh agama dan tokoh masyarakat berpendapat adat pemakaman menuju kuburan tidak boleh memutar untuk mempercepat pemakaman. Akhirnya diputuskan mempercepat pemakaman jenazah lebih baik untuk menolak balak," jelasnya.
Para tamu undangan pun diminta untuk pulang saat itu juga. Sehingga yang tersisa hanya keluarga pengantin dan kru campursari. Semua aktivitas resepsi pernikahan dihentikan sementara sampai lepas magrib. "Sebagian kuwade (kursi pelaminan) dibongkar supaya jenazah bisa lewat," ujarnya.
Memet menuturkan dalam adat Jawa, penyelenggara hajatan pernikahan yang bersamaan dengan tetangga meninggal dunia disebut Kesandung Watang (terkandung tongkat bambu). Oleh sebab itu sesuai aturan adat, ada ritual khusus yang harus dilakukan pasangan pengantin agar terhindar dari bahaya.
Begitu pula yang dilakukan pasangan pengantin anak Sunariyadi ketika insiden viral ini terjadi. Ketika itu, sebuah batang bambu atau watang diletakkan melintang di permukaan jalan untuk dilalui para pelayat dan keranda jenazah. Selanjutnya salah seorang pengantin harus menendang tongkat bambu tersebut.
"Di belakang jenazah, pengantin putra atau putri harus menendang watang itu untuk menghilangkan balak (bahaya dan kesialan). Selanjutnya watang itu dibawa ke kuburan," tandasnya.