Viral, Video Tradisi Gotong Royong Pindah Rumah Suku Bugis
Sebuah video viral di Instagram yang diunggah akun @fakta.indo dan @makassar.info. Video berdurasi 38 detik itu memperlihatkan puluhan warga bergotong royong mrngangkat sebuah rumah papan berukuran besar.
Ditulis dalam akun tersebut, bahwa gotong royong memindahkan rumah dari satu tempat ke tempat lain merupakan tradisi masyarakat Bugis, Sulawesi Selatan yang diberi nama Mappalette Bola.
Trandisi pindah rumah tanpa memugar bangunan rumah ini lantaran tanah yang ditempati biasanya telah dijual. Berdasarkan tradisi setempat bila tanah telah dijual, maka rumah beserta isinya harus dipindahkan ke tempat lain.
Sehingga, rumah khas suku Bugis memang didesain agar dapat dibongkar pasang. Struktur bagunan rumah yang unik memudahkan rumah adat suku Bugis ini dapat dengan mudah dipindahkan.
Struktur rumah panggung Bugis terdiri dari tiga bagian yaitu bagian atas (rakkeang) yang biasanya digunakan untuk menyimpan padi yang baru dipanen. Bagian tengah (ale bola) merupakan bagian untuk tempat tinggal.
Sedangkan bagian bawah atau kolong (awa bola) berfungsi untuk menghindari serangan binatang buas untuk naik ke atas, atau pada zaman sekarang digunakan untuk menempatkan kendaraan pribadi.
Sebelum pemindahan rumah, pemilik rumah harus menyiapkan perbagai hal. Pemilik rumah biasanya mengadakan ritual selamatan dulu, kemudian menurunkan perabotan rumah yang mudah pecah, mudah bergerak, atau yang dapat memengaruhi berat rumah pada saat pemindahan berlangsung.
Selanjutnya, pemilik rumah bersama warga memasang bambu pada kaki-kaki rumah panggung sebagai pegangan sekaligus penahan ketika mengangkat rumah itu.
Proses pengangkatan dan pemindahan rumah umumnya dipimpin oleh seorang ketua adat untuk memberi aba-aba dan mengarahkan warga. Pemindahan ini hanya dilakukan oleh laki-laki dan bisa melibatkan puluhan hingga ratusan warga laki-laki. Tradisi ini juga meningkatkan rasa gotong royong antarwarga.
Sedangkan, untuk para perempuan menyiapkan makanan untuk warga yang membantu memindahkan rumah.
Sebelum prosesi pindahan dilakukan, pemilik rumah wajib menyiapkan makanan pembuka yang merupakan makanan ringan khas suku Bugis seperti kue bandang, baronggo, suwella, serta teh hangat dan kopi.
Setelah prosesi pindahan selesai, pemilik rumah juga memberikan makanan berat sebagai penutup. Makanan khas yang menjadi suguhan ini adalah sup saudara dan ikan bandeng yang diberi bumbu saus kacang. Hal ini dilakukan sebagai ucapan terima kasih atas bantuan warga dalam memindahkan rumah, dan sebagai imbalan lelah setelah bekerja keras.
Video tradisi Mappalete Bola ini viral. Sejak diunggah ada sekitar 85 ribu viewer dan 405 komentar. Tanggapan warganet pun beragam. Ada yang menganggap solidaritas warga desa sangat tinggi. Seperti komentar akun @zain.amstrong. "Wah, ini menunjukkan kepedulian sosial di desa sangat tinggi," katanya.
Ada pula netizen yang menanyakan sistem kakus dan tanah yang ditempati untuk mendirikan rumah. "Itu jambannya gimana ya, apa ga bocor ke bawah kalo **k nya bocor coba. Itu tanah sewa atau permanen sih? Pindah-pindah gitu, haha,” komentar akun @adelardino.
Ada juga yang menanggapinya dengan candaan. "Asal jangan lagi pesen barang online aja, tar mamang kurir bingung," tulisnya dengan menambah emoji tertawa akun @akhirsaptari.
Sementara, akun @ghawjy memuji dan mengkritik pemerintah Indonesia. "Sepantesnya kita bangga akan kebersamaan negara ini. Kalo nggak gotong royong ga bakal bisa kita bersama mendirikan negara. Cuman negara ini rusak karena korupsi dan hukum pilih kasih. Contoh nyiram air sengaja kena mata. Dibilangnya malah ga sengaja," tulisnya.
Advertisement