Viral Pulau Bedil, Raja Ampat-nya Banyuwangi
Wisatawan mungkin sudah yang banyak yang mengetahui obyek wisata Raja Ampat yang terletak di barat bagian Kepala burung (Vogelkoop) Pulau Papua.
Tapi jangan salah, Kabupaten Banyuwangi yang terletak di paling Timur, Jawa Timur ini juga mempunyai obyek wisata yang tak kalah indahnya dengan Raja Ampat. Bahkan beberapa waktu lalu tempat ini viral di media sosial sebagai Raja Ampat-nya Banyuwangi. Tempat itu adalah Pulau Bedil.
Viral Raja Ampatnya Banyuwangi
Ya, Pulau Bedil di Banyuwangi memang lagi viral sebagai Raja Ampat-nya Banyuwangi. Lokasinya berada di ujung pantai selatan, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi. Untuk menuju pulau ini lewat Pantai Mustika.
Pulau Bedil ini adalah pulau yang tak berpenghuni. Kenapa dinamakan Bedil? Konon namanya diambilkan dari bentuk pulau ini yang dianggap mirip dengan Bedil. Ada pula yang menyebut dinamakan Pulau Bedil karena ombak yang menghantam gugusan karang menimbulkan suara seperti letusan bedil dan semburan air lembut yang membuat seolah seperti sedang mengeluarkan asap.
Yang menarik dari Pulau Bedil ini sebenarnya bukan hanya pulaunya, namun jalan menuju ke pulau ini. Untuk menuju pulau ini kita harus menyeberang dengan menggunakan kapal. Hamparan laut yang bersih akan memanjakan mata kita sepanjang perjalanan menuju Pulau Bedil.
Daftar Jauh Hari
Jangan khawatir tak mendapat kapal. Ada kelompok masyarakat (pokmas) yang mengelola obyek wisata ini. Pokmas ini yang akan mengatur perjalanan wisata Anda. Anda cukup mengeluarkan kocek antara Rp. 125-150ribu untuk berkeliling di sekitar Pulau Bedil.
Untuk mendaftar baiknya dilakukan 3-4 hari sebelum perjalanan wisata dilakukan. Apa sebab? Pertama, karena menyesuaikan jumlah armada kapal dan tenaga yang akan mengawal. Kedua, berkaitan dengan cuaca. Maklum Pulau Bedil berada di jalur Pantai Selatan yang ombaknya dikenal agak ganas. Kalau laporan cuaca menyebut ombak akan tinggi, maka perjalanan wisata ditiadakan.
Sujarwo, salah satu anggota pokmas menyebut jika ombak ganas biasanya terjadi antara bulan 11-3. Nelayan mengenal Angin Barat Daya yang menyebabkan ombak menjadi ganas. Nelayan menjadi tak bisa melaut. "Bulan-bulan itu ombak sedang ganas-ganasnya," kata Sujarwo.
Kata Jarwo, mereka beruntung bisa mengelola obyek wisata ini. Karena mereka menjadi punya uang tambahan pada saat nelayan tak bisa melaut karena ombak yang sedang ganas.
Terowongan Pulau Bedil
Usai melihat deburan ombak di Pulau Bedil wisatawan kemudian diajak ke terowongan Pulau Bedil. Meski namanya sama, ternyata ini adalah dua pulau yang berbeda. Untuk menuju terowongan Pulau Bedil harus naik curam. Tapi kalau dilakukan secara berhati-hati tetap aman.
Dalam terowongan Pulau Bedil ini wisatawan bisa berenang dalam area kolam yang terdapat dalam terowongan, sembari sesekali disambut hempasan ombak. Dalam terowongan ini juga ada pemandu yang siap memberikan arahan yang berenang di area dalam yang berbahaya.
Pantai Wedi Ireng
Puas bermain air dalam terowongan Pulau Bedil, wisatawan kemudian akan dijemput dengan menggunakan kapal nelayan. Tujuan berikutnya adalah Pantai Wedi Ireng. Meski namanya Pantai Wedi Ireng tapi sebenarnya pasirnya putih. Bermain di pantai ini sangat mengasyikkan. Pasirnya putih bersih, belum banyak sampah. Air lautnya yang jernih. Ditambah, jumlah wisatawan yang belum terlalu banyak menjadi serasa di pantai pribadi.
Pulau Kemuning
Puas bermain di Pantai Wedi Ireng, wisatawan bisa melanjutkan perjalanan menuju ke Pulau Kemuning. Namun sayang, saat itu tak bisa mendarat di Pulau Kemuning karena ombaknya sedang tinggi. Kenapa dinamakan Pulau Kemuning, karena di pulau ini ada buah Kemuningnya.
"Jadi nelayan setempat yang memberikan nama saja," kata Edi Sukamto nelayan lainnya.
Kata Edi, penamaan ini berdasarkan apa yang menarik di sekitar Pulau. Misalnya dulu ada nelayan yang mati saat sedang mencari ikan, Pulau itu kemudian dinamakan Pulau Kamijo. Kenapa Kamijo, karena nelayan yang mati itu namanya Kamijo.
Pemandangan Tak Kalah dengan Raja Ampat
Edi Sukamto termasuk nelayan yang fasih dan sangat mengenal area Pulau Bedil. Kata dia, ada sekitar 40an pulau yang terdapat di area Pesanggaran Banyuwangi.
"Pemandangannya tak kalah dengan Raja Ampat, cuma kalahnya jarak antar pulau-pulau itu terlalu dekat. Beda dengan Raja Ampat," kata Edi Sukamto.
Kata Edi, nelayan di Pesanggaran kini selain menggantung pendapatan dari nelayan juga dari obyek wisata ini. Mereka sadar betul untuk menjaga kelestarian alam di kawasan Pesanggaran. Saking sadarnya mereka mengeluarkan larangan mencari ikan di Pesanggaran.
"Biarkan Pesanggaran jadi wilayah konservasi. Kalau ikan penuh mereka akan keluar ke tempat lain. Nah itu yang kita cari," kata Edi Sukamto.
Kebijakan ini bukannya tanpa sebab. Kata Edi, nelayan di Pesanggaran sempat merasakan getirnya tak mendapatkan ikan sama sekali. "Tak ada ikan itu 2-3 tahun berjalan," ujar Edi.
Dari pengalaman buruk itu, Edi bersama kawan-kawan itu membuat kesepakatan jika area perairan Pesanggaran dijadikan wilayah konservasi. Dan semua nelayan sepakat dengan aturan itu karena pernah merasakan getirnya tak mendapatkan ikan. "Kami belajar dari pengalaman," ujarnya.
Gunung Tumpang Pitu
Ihwal kelestarian alam, ini nelayan tak hanya resah kepada nelayan nakal yang belum sadar. Tapi juga aktivitas tambang emas di Gunung Tumpang Pitu. Sejauh memang, keindahan perairan Pesanggaran Banyuwangi ternodai dengan Gunung Tumpang Pitu yang mulai botak karena penambangan emas.
"Lihat saja area yang botak itu, jika musim hujan longsorannya jatuh ke laut. Bikin air laut menjadi tercemar," kata Edi.
Kata Edi, Gunung Tumpang Pitu itu sebenarnya juga sebagai penanda. Saat pulang melaut, jika sudah melihat Gunung Tumpang Pitu, hati nelayan sudah menjadi tenang hati karena menganggap sudah dekat dengan rumah. Gunung Tumpang Pitu ini, kata Edi dulu terlihat dari sekitar 40 mil laut.
Kini, karena aktivitas penambangan emas gunung itu dikepras tak setinggi dulu lagi. Paling-paling baru terlihat setelah 30 mil laut. "Sejak dulu sebenarnya saya sudah tak setuju dengan aktivitas penambangan emas. Tapi mau bagaimana lagi. Rakyat kecil," kata Edi.
Berminat wisata di Pulau Bedil? Hubungi Ibnu Abbas: 0852-1777-1980 atau TikTok: @ibnuabbas_80