Viral Prostitusi Dolly Menggeliat Lagi, Camat Sawahan Membantah
Praktek prostitusi di kawasan Dolly dan Moroseneng Surabaya diduga kembali mengeliat. Hal ini diungkapkan setelah investigasi beberapa pihak. Salah satu pihak yang melakukan investigasi adalah anggota Komisi A DPRD Surabaya, Imam Syafi'i.
Menurut cerita Imam Syafi'i yang diunggah langsung di akun Facebook pribadinya, ia menceritakan investigasi di dua lokasi tersebut. Di Morosenang ia menemukan ada 10 wisma yang buka diam-diam.
"Waktu itu saya temukan ternyata ada 10 wisma yang dari luar kelihatan tutup karena digembok. Di dalamnya ada kehidupan malam. Ada cewe-cewe duduk di showroom misalnya, sebanyak lima sampai enam rata-rata wisma begitu," cerita Imam Syaf'i.
Imam Syafi'imengatakan, modus yang dilakukan sama seperti sebelumnya menawarkan pada orang yang lewat, seperti pejalan kaki maupun pengendara motor.
"Dari situ saya penasaran, kemudian saya diantar masuk saya lihat disitu ternyata memang ada aktivitas prostitusi di situ. Nah, di Moroseneng itu misal tarif 200 ribu. Di situ ada kamar-kamar juga, pokoknya kaya moroseneng jaman dulu," ungkapnya.
Fakta berbeda di kawasan Dolly. Menurut Imam Syafi'i, proses transaksi prostitusi lewat perantara. Tidak ada perempuan yang menjajakan diri secara langsung ke pria hidung belang.
"Tapi bedanya dengan Moroseneng, ini kan ceweknya tidak ada di situ. Cuma ada perantara yang kalau ada orang lewat dekat situ kemudian dia ditunjukkan kalau butuh cewek, perantara ini buka handphone dan dia nunjukin stok foto cewek itu," jelasnya.
Jika ada orang yang tertarik menerima penawaran tersebut, lanjut Imam Syafi'i, cewek tersebut di jemput dari kosnya yang sekitar Dolly tersebut. Jika transaksi cocok, maka ia akan dibawa ke sebuah cafe.
Saat dugaan ini ditanyakan pada Camat Sawahan Surabaya, M. Yunus, pihaknya menampik hal tersebut. Ia memastikan bahwa prostitusi dikawasan Dolly tidak buka kembali dan tidak terlihat ada praktek disana.
"Saya pastikan bahwa Dolly dibuka kembali tidak ada. Kalau pun ada saran ternyata di lapangan ada yang mau mencoba-coba dengan praktik-praktik di terselubung. Artinya orang lewat diawe awe, kemudian ditunjukkan gambar," kata Yunus kepada wartawan.
Terkait dugaan tersebut, Yunus akan melakukan pengamanan 24 jam dengan anggota Satpol PP dibagi tiga shift. Ia mengaku saat dirinya mengecek di lapangan, tidak ada kegiatan praktik tersebut.
Yunus menegaskan, dirinya sudah mengecek langsung di lapangan dari informasi yang dikabarkan. Faktanya, ia mengklaim tidak ada prostitusi.
"Ini kritik dan masukan bagi saya. Kita langsung jaga. Saya perintahkan anggota saya, kembang kuning kita tarik. Kita serahkan ke Satpol PP Kota Surabaya," tandasnya.
Advertisement